JAKARTA, KOMPAS.TV - Twitter sempat kebanjiran cuitan dengan topik “Gantung Mike Pance”. Twitter akhirnya melarang pembicaraan frasa itu pada Sabtu (9/1) waktu Amerika Serikat.
Frasa itu sempat terdengar di antara gerombolan pendukung Donald Trump ketika merusuh di Gedung Capitol, Amerika Serikat.
Wartawan Reuters, Jim Bourg, mengaku mendengar frasa itu dari setidaknya tiga perusuh. Para pendukung Trump itu menganggap Pence sebagai penkhianat.
Mereka berencana menculik politikus Republikan itu dan menggantungnya di pohon sekitar gedung Capitol.
Rencana pembunuhan itu muncul akibat hasutan Trump. Ia berkali-kali mencuit bahwa Pence punya kewenangan mengubah hasil pemilu Amerika Serikat.
Pence berwenang memimpin penghitungan hasil pemilihan. Namun, Wakil Presiden Amerika itu tak memiliki kewenangan mengubah hasil pemilu.
Baca Juga: Kesal, Arnold Schwarzenegger Samakan Penyerbuan Gedung Capitol dengan Ulah Nazi
Ini adalah serangkaian kejadian rusuh akibat Trump tak bisa menerima hasil pemilu. Ia berkali-kali mengklaim menjadi korban kecurangan manipulasi hasil pemilu.
Ketika di Gedung Capitol, seorang pensiunan tentara angkatan udara Amerika pendukung Trump terlihat membawa borgol plastik.
Ia masuk ke ruang senat mencari Pence. Sementara, para pendukung Trump lain mengusung tiang dan tali gantungan.
Berbagai unggahan di media sosial menunjukkan perusuh pendukung Trump juga mengusung ideologi Nazi.
As I just said on @MSNBC, the attack showed the costs of racism to everyone. This wasn't just a Trump mob, it was a neo-Nazi, anti-Semitic ("6MWE"), pro-confederate mob, and they hate that a multiracial democracy is winning. But winning we are. pic.twitter.com/h7HqPpviB5
— Heather McGhee (@hmcghee) January 8, 2021
Pendukung Trump yang viral karena mengenakan kostum bulu dan tanduk merupakan anggota kelompok sayap kanan jauh. Dilansir dari Reuters, ia juga diketahui percaya teori konspirasi.
Lima orang tewas selama kerusuhan itu. Seorang petugas kepolisian Capitol dikabarkan tewas dipukul berkali-kali dengan alat pemadam kebakaran. Sedangkan, seorang perusuh mati tertembak aparat.
FBI masih melacak jejak para perusuh di Gedung Capitol. The Guardian melaporkan, hingga Minggu (10/1) aparat kemanan Amerika setidaknya telah menangkap lima orang yang terlibat kerusuhan.
Sementara, Twitter telah menutup akun Donald Trump secara permanen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.