PYONGYANG, KOMPAS.TV - Reaksi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang menangis saat berpidato di depan rakyatnya ternyata dipandang sinis oleh sejumlah analis.
Kim Jong-un sempat menangis saat berpidato di depan rakyatnya pada perayaan Ulang Tahun Partai Buruh Korea, Sabt (10/10/2020).
Saat itu, Kim Jong-un meminta maaf kepada rakyatnya terkait masa-masa berat yang mereka hadapi, serta memuji mereka karena bisa bertahan di situasi tersebut.
Baca Juga: Donald Trump: AS Perlu Pemimpin Seperti Xi Jinping, Kim Jong-Un dan Vladimir Putin
Salah satu analis yang memandang sinis hal itu adalah Pengamat Asia dari Park Strategis, Sean King.
Dia menilai itu adalah strategi air mata buaya untuk membuat rakyatnya merasa dilindungi dan diayomi olehnya.
King juga menegaskan bahwa tubuh subur yang dimiliki Kim Jong-un serta sang ayah Kim Jong-il juga merupakan bagian dari strategi tersebut.
Baca Juga: Wow, Kim Jong-Un Menangis dan Mengaku Ingin Berdampingan dengan Korea Selatan
“Hal itu membuat mereka terlihat lebih lunak, dengan tampang layaknya orang tua. Mereka selalu membicarakan dada yang hangat dari Dear Leader,” ujarnya dikutip dari Yahoo News.
“Cara itu dipandang strategis. Begitu pula dengan air mata buaya dan permintaan maaf yang diucapkannya,” lanjut King.
Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Utama Komite HAM Korea Utara, Greg Scarlatoui kepada New York Post.
Baca Juga: Tangisan Kim Jong Un Dinilai karena Takut Dilengserkan Rakyatnya Sendiri
“Keluarga Kim sangat lihat, sangat licik dan cerdas. Kim berharap dengan meniru kakeknya, maka rakyat Korea Utara tetap berada di sisinya,” ujar Scarlatoui.
Menurut Scarlatoui masyarakat Korea Utara mulai belajar bagaimana kehidupan yang buruk bisa terjadi di negara itu.
Saat ini 40 persen dari populasi di Korea Utara atau lebih dari 10 juta orang menghadapi kekurangan pangan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.