Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Utang Luar Negeri Indonesia 427,2 miliar Dolar AS pada Februari 2025, Turun Dibanding Januari

Kompas.tv - 19 April 2025, 14:34 WIB
utang-luar-negeri-indonesia-427-2-miliar-dolar-as-pada-februari-2025-turun-dibanding-januari
Ilustrasi. Bank Indonesia mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2025 sebesar 427,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp7.176 triliun (kurs Rp 16.800 per dolar AS). (Sumber: Bank Indonesia)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia mencatat, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2025 sebesar 427,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp7.176 triliun (kurs Rp 16.800 per dolar AS).

Jumlah itu turun tipis dibandingkan posisi Januari 2025, yang tercatat sebesar 427,9 miliar dolar AS. Tapi secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 4,7 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, perkembangan tersebut berasal dari perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta.

“Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah,” kata Ramdan seperti dikutip dari laman resmi BI, Sabtu (19/4/2025).

Baca Juga: Tarif Trump ke Indonesia Bisa Capai 47 Persen, Menko Airlangga: Perundingan Diselesaikan 60 Hari

Ia menerangkan, pada Februari 2025 posisi ULN pemerintah tercatat sebesar 204,7 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi pada Januari 2025 yang tercatat sebesar 204,8 miliar dolar AS.

Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 5,1 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,3 persen (yoy).

Perkembangan posisi ULN pemerintah tersebut terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden dari Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain, seiring dengan tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,6 persen dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (17,8 persen); Jasa Pendidikan (16,6 persen); Konstruksi (12,1 persen); Transportasi dan Pergudangan (8,7 persen); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (8,2 persen).

Baca Juga: Dirut Pegadaian Ingatkan Masyarakat Jangan Ikut-Ikutan Investasi Emas karena FOMO

“Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” ujarnya.

Selanjutnya, posisi ULN swasta pada Februari 2025 tercatat stabil pada kisaran 194,8 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,6 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,3 persen (yoy).

Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber baik dari lembaga keuangan (financial corporations) maupun perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang ​masing-masing terkontraksi sebesar 2,2 persen (yoy) dan 1,5 persen (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,6 persen dari total ULN swasta.

Baca Juga: Peringatan Keras Pramono ke Pelindo dan Operator! Gegara Macet Horor di Tanjung Priok

ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5 persen terhadap total ULN swasta. 

Ramdan menyatakan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

Hal ini tecermin dari penurunan rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 30,2 persen pada Februari 2025, dari 30,3 persen pada Januari 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 84,7 persen dari total ULN.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber :

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x