JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai NasDem Rachmat Gobel mendesak pemerintah untuk berani menahan impor dari luar negeri demi memproteksi industri dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan oleh Rachmat Gobel dalam tayangan Kompas Bisnis di Kompas TV, Senin (7/4/2025).
“Salah satu yang saya harapkan adalah tahan impor dari luar sekarang ini, itu merupakan salah satu insentif yang besar. Tahan impor itu juga jangan hanya main di tarif, itu bisa dinegosiasi semuanya,” kata Rachmat.
“Misalnya apa yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian, impor itu nanti diarahkan kepada Indonesia timur. Itu sesuatu yang bagus, Indonesia timur juga akan tumbuh ekonominya karena ada perdagangan di sana. Ini kaya begini kan mesti kita dukung,” lanjutnya.
Baca Juga: Prabowo soal Kebijakan Tarif Trump: Kita Memang Harus Berdikari, Karena Itu Kita Punya Danantara
Oleh karena itu, Rachmat berharap Menteri Perdagangan mau mendukung langkah Menteri Perindustrian perihal impor.
“Menteri Perdagangan saya harap bisa mendukung program itu, pemikiran seperti itu,” ujar Rachmat.
Rachmat Gobel lebih lanjut pun mengkritisi perihal impor pakaian bekas yang masih terjadi dan berdampak buruk ke garmen-garmen kecil. Menurut Rachmat, pemerintah seharusnya berani bersikap garang atau galak terhadap impor pakaian bekas.
“Pakaian bekas itu kan mematikan garmen-garmen kecil, itu saja pemerintah tidak bisa selesaikan, artinya tidak ada visi dalam membangun industri tekstil garmen di Indonesia, kurang,” kata Rachmat.
Baca Juga: Prabowo Pamer Kinerja 150 Hari Pemerintahannya: Berbagai Kasus Besar Terungkap
Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengumumkan tarif resiprokal terhadap banyak negara. Sebagaimana kebijakan Trump, tarif resiprokal yang ditetapkan untuk Indonesia adalah 32 persen.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.