Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Asyik, Diskon Tiket Pesawat dan Tarif Tol Bakal Ada Lagi saat Mudik Lebaran Tahun Ini

Kompas.tv - 31 Januari 2025, 23:10 WIB
asyik-diskon-tiket-pesawat-dan-tarif-tol-bakal-ada-lagi-saat-mudik-lebaran-tahun-ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur BI Perry Warjiyo, Menkeu Sri Mulyani, dan Mendagri Tito Karnavian dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) Tahun 2025, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/1/2025). (Sumber: Kemenko Perekonomian)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah akan melanjutkan kebijakan potongan harga tiket pesawat dan diskon tarif tol di momen mudik Lebaran 2025. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, hal itu dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Ia menyampaikan, pemerintah juga akan melanjutkan stimulus Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Lebaran berupa hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan Epic Sale.

Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga dalam konferensi pers High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Baca Juga: Warganet Curiga Ada Hambatan Regulasi Dibalik Kosongnya Stok BBM Shell dan BP, Ini Kata ESDM

"Pemerintah mendorong stimulus di hari Lebaran ini dengan program yang dilanjutkan dari program Nataru yang lalu yaitu diskon harga tiket pesawat, kemudian penyelenggaraan kembali Harbolnas 2025, program Epic Sale 2025 beli di Indonesia saja. Di 2025 juga dilakukan diskon tarif tol dan stabilisasi harga pangan," kata Airlangga dalam keterangan resminya.

Ia menjelaskan, Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) menyepakati tiga langkah strategis untuk menjaga level inflasi 2025 tetap terkendali.

Tiga strategi itu adalah menjaga inflasi di 2025 pada kisaran sasaran 2,5  persen ± 1 persen; menjaga inflasi komponen Volatile Food (VF) pada kisaran 3,0 persen-5,0 persen; dan memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan menetapkan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027.

Baca Juga: Waspada Penipuan, Menkop Budi Arie Minta Masyarakat Tak Tergiur Bunga Tinggi Koperasi

“Peta jalan tersebut mengarahkan pada beberapa upaya seperti memastikan keterjangkauan harga komoditas pangan dan tarif angkutan pada periode HKBN, serta meningkatkan produktivitas pangan guna menjaga ketersediaan pasokan antarwaktu dan antarwilayah,” ujar Airlangga.

Kemudian menjaga kelancaran distribusi pangan antarwilayah terutama wilayah surplus menuju wilayah defisit, memperkuat ketersediaan dan keandalan data pangan, serta memperkuat sinergi komunikasi untuk mengelola ekspektasi inflasi masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga akan melanjutkan Paket Stimulus Ekonomi lainnya yang sudah berjalan dari tahun 2024. Yaitu berupa bantuan pangan beras 10 kg/bulan pada Januari-Februari 2025, kemudian pemberian diskon tarif listrik untuk pelanggan dengan daya terpasang 450 VA hingga 2200 VA selama Januari-Februari 2025.

Baca Juga: Konsumen Ngeluh Stok BBM di Shell dan BP-AKR Kosong, Manajemen Akui Ada Kendala

Lalu pengenaan PPN DTP untuk pembelian properti dan otomotif, pengenaan PPh DTP untuk sektor padat karya, pengoptimalan penyaluran KUR di kuartal pertama 2025, dan pengoptimalan realisasi panen padi pada kuartal pertama 2025.

Pemerintah juga akan mendorong skema Kredit Padat Karya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing industri nasional. Skema ini ditujukan untuk mendukung revitalisasi mesin dan peningkatan produktivitas di sektor industri padat karya.

“Fitur-fitur utama dari skema kredit ini meliputi plafon pinjaman dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar, suku bunga yang lebih rendah, dan jangka waktu pinjaman yang fleksibel antara 5-8 tahun,” tutur Airlangga.

Baca Juga: Demi Tiket Pesawat Turun, Harga Avtur, Airport Tax, dan Parkir Pesawat Juga Diturunkan

Pemerintah juga memberikan subsidi bunga sebesar 5 persen untuk masing-masing debitur dan telah menyediakan anggaran sebesar Rp20 triliun pada 2025 untuk mencapai target penyaluran.

Skema kredit ini ditujukan untuk sektor-sektor industri padat karya,  seperti  pakaian  jadi,  tekstil,  furnitur,  kulit,  barang  dari  kulit,  alas  kaki, mainan anak, serta  makanan  dan  minuman.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x