JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga emas PT Aneka Tambang (Antam) kembali mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp19.000 per gram pada Jumat (3/1/2025).
Berdasarkan laman Logam Mulia, harga emas Antam kini dipatok Rp1.543.000 per gram dari sebelumnya Rp1.524.000 per gram.
Dari 12 pecahan emas batangan yang dijual Antam, terdapat enam pecahan dengan harga di atas Rp10 juta yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 saat buyback, yakni:
Sesuai PMK No. 34/PMK.10/2017, penjualan kembali (buyback) emas batangan dengan nilai di atas Rp10 juta dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP. Potongan pajak ini langsung dipotong dari total nilai buyback.
Baca Juga: Pemberian Makan Bergizi Sesuai Jam Belajar: Paud-TK Makan Pagi, SD-SMA Makan Siang
Sementara untuk pecahan di bawah Rp10 juta, Antam menjual dengan harga:
Untuk pembelian emas batangan, dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen bagi pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP. Setiap transaksi pembelian akan disertai dengan bukti potong PPh 22.
Harga Emas Jadi Pendorong Utama Penguatan Inflasi Inti 2024
Kementerian Keuangan mencatat harga emas menjadi salah satu pendorong utama penguatan inflasi inti sepanjang tahun 2024. Hal ini terungkap dalam laporan inflasi Desember 2024 yang disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.
Inflasi inti mencapai 2,26 persen (yoy) pada akhir 2024, didukung oleh tren positif beberapa kelompok, termasuk peningkatan harga emas dalam kategori perawatan pribadi. Namun, jika mengecualikan harga emas perhiasan, inflasi inti berada di level yang lebih rendah yaitu 1,72 persen.
"Inflasi inti tanpa emas menunjukkan tren menguat sejak Juli 2024, dari level 1,58 persen," kata Febrio dikutip dari Antara, Jumat (3/1/2025).
Baca Juga: Menag Godok Wacana Libur Sekolah Selama 1 Bulan Saat Puasa Ramadan
Secara keseluruhan, inflasi Desember 2024 tercatat terkendali pada 1,57 persen (yoy), turun signifikan dari 2,61 persen pada akhir 2023. Penurunan ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan.
Inflasi harga bergejolak (volatile food) naik tipis ke 0,12 persen (yoy) pada Desember 2024, jauh lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 6,73 persen. Sementara inflasi yang diatur pemerintah (administered price) turun ke level 0,56 persen.
"Menguatnya inflasi inti didukung oleh berbagai kebijakan insentif fiskal dan penguatan daya beli. Kebijakan energi dan transportasi terus dikelola agar risiko administered price tetap terkendali," kata Febrio.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.