JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyoroti ihwal temuan Bank Dunia atau World Bank mengungkap harga beras di Indonesia konsisten lebih tinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
Henry mengingatkan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto agar ketika nanti memimpin Indonesia bisa lebih berpihak kepada para petani.
"Kami berharap betul kepada beliau (Prabowo), punya perhatian yang serius terhadap sektor pertanian. Lindungilah kami-kami ini," kata Henry seperti dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (25/9/2024).
Baca Juga: Respons Jokowi soal Harga Beras RI Disebut Termahal se-ASEAN oleh Bank Dunia
Dia berharap, pemerintahan Prabowo memilih figur yang anti neoliberalisme memimpin lembaga Badan Pangan Nasional atau Bapanas.
"Sosok yang benar-benar paham sektor pertanian dan berpihak kepada petani. Tata kelola perberasan nasional sebaiknya diserahkan kepada industri kecil dan koperasi. Bukan membuka ruang sebebas-bebasnya kepada kapitalis bermodal besar," ujarnya.
"Satu lagi, Perum Bulog lebih diberdayakan. Kami melihat, Bulog punya keterbatasan keuangan sehingga tidak bisa menyerap gabah petani secara maksimal," imbuhnya.
Sementara itu, mantan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menjelaskan, mahalnya beras di Indonesia karena panjangnya rantai pasok. Ditambah sulitnya petani mendapatkan kebutuhan pupuk hingga benih unggulan.
"Nah saya biasa di lapangan, memang betul panjang (rantai pasok). Jadi dari petani itu, petani yang bekerja 4 bulan sudah mendapatkan pupuknya susah, ya kan, mendapatkan benih yang berkualitas juga susah, sehingga ada yang beli melalui online, online kualitasnya tidak jelas. Yang begini harusnya dikontrol, sehingga produktivitas terganggu," kata pria yang juga menjabat Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons soal pernyataan Bank Dunia, yang menyebut harga beras di Indonesia termahal se-ASEAN.
Jokowi mengatakan, membandingkan harga beras harus melihat harga beras yang diimpor dengan skema free on board (FOB).
Skema itu mewajibkan pembeli menanggung ongkos angkut barang mulai dari gudang penjual sampai barang tiba di tangan pembeli.
Baca Juga: Nelayan Terdampak Cuaca Buruk Dapat Bantuan Beras dari Polisi
"Coba dilihat, coba dilihat harga beras FOB itu berapa. Kira-kira USD530-600, ditambah freight cost kira-kira 40-an dolar, coba dihitung berapa. Jadi kalau membandingkan itu mestinya di konsumen ya, itu akan kelihatan," kata Jokowi kepada wartawan di Kompleks Pergudangan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.