JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah Indonesia menilai eskalasi konflik Israel-Iran tidak berpotensi meluas.
Hal itu berdasarkan beberapa kajian yang dilakukan pemerintah sejak Iran menyerang Israel.
Pertimbangan pertama adalah adanya pernyataan dari beberapa negara Barat yang tidak mau terlibat.
Kemudian negara yang secara geografis dekat dengan Iran dan Israel juga menekankan adanya deeskalasi. Seperti Mesir, Yordania, dan Arab Saudi.
Pertimbangan kedua, pernyataan Sekjen PBB yang meminta semua pihak untuk menahan diri.
Sedangkan Iran sebelumnya menunggu pernyataan resmi PBB.
Baca Juga: Satgas PASTI OJK Blokir 602 Pinjol Ilegal, Pinpri, dan Investasi Bodong
“Para pemimpin relatif sama dari sisi deeskalasi. Potensi disrupsi yang kita lihat dari sisi logistik, supply chain, dan kepentingan yang ada di Selat Hormuz. Kita tahu Selat Hormuz itu penting untuk jalur perdagangan minyak. 30 persen jalur perdagangan minyak ada di sana. Tapi Amerika Serikat juga punya pangkalan militer di Qatar,” kata Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (18/4/2024).
“Jadi karena geopolitik belum ada apa-apa ya kita tenang-tenang saja,” tambahnya.
Ia menyampaikan, kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia juga baik. Dimana pertumbuhan RI tahun ini diperkirakan sebesar 5,1%, sedangkan global 3,1%.
“Jadi Indonesia jauh di atas perkembangan ekonomi global,” tuturnya.
Beberapa lembaga pemeringkat utang (rating) juga sudah mengeluarkan peringkat Indonesia yang hasilnya baik.
Terbaru, lembaga pemeringkat Moody’s kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada 16 April 2024.
Baca Juga: Jokowi Tunjuk Luhut jadi Koordinator Investasi Apple di Ibu Kota Nusantara
Moody’s berpandangan bahwa afirmasi ini sejalan dengan hasil asesmen mereka bahwa ketahanan perekonomian Indonesia tetap terjaga.
Hal itu didukung pertumbuhan ekonomi tinggi dan stabil serta berbagai inovasi instrumen kebijakan yang kuat, di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global.
Airlangga menyebut peringkat yang diberikan Moody’s itu menandakan kepercayaan investor masih kuat terhadap kredibilitas kebijakan pemerintah dan ketahanan ekonomi Indonesia.
“Ke depannya, Pemerintah akan terus melakukan sinergi dan bauran kebijakan dengan tetap mengawasi berbagai risiko eksternal, terutama konflik Timur Tengah yang berpotensi berdampak terhadap kenaikan harga, dengan terus menjaga daya beli masyarakat,” tutur Airlangga.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.