JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut gembira dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II-2023 yang menembus 5,17 persen (year on year/yoy).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini merupakan pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah kondisi dunia yang masih menghadapi ketidakpastian.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,23 persen (yoy). Hal ini yang menjadi concern Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan antara para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Negara, Kamis (10/8/2023), Presiden Jokowi bertekad pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan harus bergantung pada industri.
Oleh karena itu hilirisasi industri sangat penting dilakukan. Indonesia harus segera meninggalkan ekspor bahan mentah.
“Jangan takut dengan tekanan Uni Eropa yang menggugat kita di arbitrase soal larangan ekspor. Harus punya nyali," tegas Presiden di depan para pemimpin redaksi media massa nasional.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Level 5 Persen Selama 7 Kuartal Berturut-Turut
Seperti diketahui, Presiden Jokowi memang berkali-kali menekankan pentingnya hilirasi industri di Indonesia.
Menurutnya, hilirisasi industri sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju jika negara-negara lain telah memiliki ketergantungan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh negara maju tersebut.
"Taiwan dan Korea Selatan, kenapa mereka bisa melompat menjadi negara maju? Karena memiliki produk yang sangat dibutuhkan oleh negara lain, oleh perusahaan-perusahaan besar di negara lain, baik Amerika maupun Eropa," ujar Presiden dalam sambutannya saat membuka secara resmi Muktamar ke-XVIII Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah yang digelar pada Rabu, 23 Februari 2023, di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, dikutip dari laman Setneg.go.id.
Di kesempatan yang sama, Presiden menekankan, Indonesia akan mendapat nilai tambah yang berlipat ganda dengan hilirisasi industri. Banyak penerimaan dan manfaat nyata dari hilirisasi industri.
"Dari Rp17 triliun menjadi Rp450 triliun itu, negara akan mendapatkan berlipat-lipat dari pajak perusahaan, dari pajak karyawan, dari royalti, dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dari bea ekspor, dari royalti," ujar Presiden.
"Dari sinilah negara mendapatkan penerimaan, mendapatkan pendapatan, dan ditransfer lagi ke daerah, ditransfer untuk dana desa, ditransfer untuk bantuan sosial, dapatnya dari situ," lanjutnya.
Baca Juga: Airlangga Hartarto: Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas Vietnam, Singapura, dan AS
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), di atas perkiraan analisis pasar.
“Pertumbuhan ekonomi nasional melanjutkan tren di atas 5% selama tujuh triwulan berturut-turut, lebih tinggi dari ekspektasi pasar bahkan dengan basis pertumbuhan yang tinggi di periode yang sama tahun sebelumnya."
"Ini menunjukkan resiliensi aktivitas ekonomi nasional di tengah perlambatan global,” jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, Senin (7/8/2023), dikutip dari laman Kementerian Keuangan.
Capaian nasional ini lebih tinggi dibandingkan mayoritas negara dan kawasan, termasuk Vietnam, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Korea Selatan yang tumbuh masing-masing sebesar 4,1%; 0,6%; 2,6%; dan 0,9% (yoy) pada periode yang sama.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.