JAKARTA, KOMPAS.TV - Dinas Perhubungan DKI Jakarta memperpanjang uji coba rekayasa lalu lintas lampu merah Santa, Jakarta Selatan atau persimpangan Jalan Wijaya 1, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Suryo untuk mengurangi kemacetan.
Uji coba itu tadinya dilakukan pada 5 hingga 12 April 2023. Kemudian diperpanjang hingga hari ini, Jumat (14/4/2023).
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pun meninju pelaksanaan uji coba tersebut.
"Mungkin satu minggu ini mereka sudah tahu bahwa ini rutenya sudah satu arah," kata Heru seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, arus lalu lintas dari Jalan Wijaya I atau Antasari yang sebelumnya bisa menuju Jalan Tendean, maka dialihkan ke Jalan Wolter Monginsidi arah Gunawarman-Trunojoyo.
Baca Juga: Dirlantas Bakal Tambah Titik Putaran Balik di Jakarta yang Akan Ditutup Tahun Ini
Sedangkan dari arah Jalan Suryo yang sebelumnya bisa menyebrang ke Jalan Wijaya 1, dialihkan ke Jalan Wolter Monginsidi arah Tendean.
"Nantinya Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto akan memerintahkan jajarannya tentunya bersama pihak Dishub DKI untuk melihat titik-titik tersebut," ujar Heru.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyampaikan, rekayasa lalin dilakukan perempatan Santa, karena menjadi titik kemacetan selama ini.
Setelah diuji coba Syafrin menyebut lalu lintas jadi lebih efektif karena mengurangi kemacetan. Meskipun ada beberapa warga yang protes akan kebijakan itu.
"Jadi mari kita sama-sama untuk tetap mengedepankan prinsip kepentingan umum," ucapnya.
Baca Juga: Kehabisan BBM di Tengah Kemacetan Mudik? Hubungi 135, Langsung Diantar ke Lokasi!
Senada, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menuturkan kawasan perempatan ini menjadi atensi pemerintah karena menjadi sentra masyarakat yang didominasi pekerja kantoran mulai dari Mabes Polri, Kementerian PUPR hingga SCBD.
"Ini rekayasa masih sementara, besok taman sekitar perempatan ini akan dibersihkan untuk menjadi jalan," ujar Karyoto.
Karyoto bilang, jika uji coba rekayasa lalu lintas ini hasilnya efektif, kebijakan tersebut akan dipermanenkan.
Pemprov DKI Jakarta memang tengah berupaya mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Di antaranya dengan menutup lebih dari 30 titik putaran balik dan melibatkan kecerdasan buatan Google di lampur merah.
Pasalnya, indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia berdasarkan riset TomTom International.
"Peringkat terakhir yang dirilis TomTom Traffic Index Jakarta saat ini menempati peringkat 29 kota termacet di dunia setelah tahun sebelumnya di 2021 kita menempati peringkat 46," kata Kadishub DKI Syafrin Liputo beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Ada Diskon Tarif Tol Cibitung-Cilincing hingga 58 Persen Mulai Hari Ini
Hasil index yang digunakan tersebut, kata Syafrin, rata-rata kemacetan DKI Jakarta mencapai 53 persen.
Lembaga itu mengukur indeks kemacetan lalu lintas di 389 kota di 56 negara pada 2022, salah satunya Jakarta.
Jakarta dan Manila di Filipina merupakan dua kota di Asia Tenggara yang berada di 50 besar indeks kemacetan berdasarkan peringkat TomTom.
Namun, indeks di Jakarta masih lebih baik dibandingkan Manila yang berada di peringkat sembilan dengan rata-rata waktu tempuh per 10 kilometer mencapai 27 menit.
Pada 2020, indeks kemacetan di Jakarta sempat berada pada peringkat ke-31 dan membaik pada 2021 pada peringkat ke-46.
Syafrin dan pihaknya berharap, berbagai upaya yang dilakukan nanti dapat menekan angka kemacetan DKI Jakarta.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.