JAKARTA, KOMPAS.TV- Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, dirinya akan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk belajar ke China.
Mahasiswa Indonesia akan dikirim untuk belajar soal teknologi mobil listrik dan pendukungnya. Luhut menilai, teknologi China dalam bidang itu sangat maju.
Hal itu ia sampaikan usai bertemu dengan mantan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, pada Selasa (4/4/2023).
Luhut menyebut bahwa Wang Yi kini menjadi diplomat tertinggi mewakili China.
"Kami bicara mengenai banyak hal terkait kepentingan Indonesia dan Tiongkok di beberapa proyek kerja sama, seperti GMF-BRI dan South-South Cooperation. H.E Wang Yi menganggap Indonesia sebagai partner yang setara," tulis Luhut seperti dikutip dari Instagramnya, Rabu (5/4/2023).
Baca Juga: Stafsus Sri Mulyani Jelaskan Duduk Kasus Ekspor Emas Rp189 T yang Bikin Geger
"Ini yang menurut saya penting, Karena berarti kami sejalan tentang satu hal yakni melihat suatu negara dari "outcome" yang mereka hasilkan untuk meningkatkan taraf hidup warga negaranya, pas dari apapun perbedaan ideologi negara tersebut," ujar Luhut.
Ia mengatakan, China dan Indonesia akan mempererat kolaborasi pengembangan Electric Vehicle, karena RI punya market dan material (Lithium Battery dan Hidrogen).
Sementara China punya CATL, yang sudah diakui dunia sebagai perusahaan produsen baterai dengan teknologi paling mumpuni.
"Untuk itulah saya akan mengusulkan ke Presiden @jokowi agar mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia belajar ke Tiongkok, bukan hanya vocational training saja tetapi belajar pengembangan teknologi EV hingga akhirnya bisa kita implementasikan di Indonesia," tutur Luhut.
Baca Juga: Ketua Apindo Sebut Pengusaha Siap Bayar THR Tepat Waktu dan Tidak Dicicil
Luhut memang tengah melakukan kunjungan kerja China.
Luhut bertemu dengan perwakilan perusahaan dan pemerintah China untuk menindaklanjuti sejumlah kerja sama investasi kedua negara.
Selain soal kendaraan listrik, Luhut juga dijadwalkan bertemu dengan pihak China Development Bank (CDB) untuk bernegosiasi soal bunga utang pinjaman proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Prinsip kesetaraan dan berkeadilan seharusnya jadi landasan bagi hubungan kerja sama antar negara, tidak boleh ada yang merasa lebih daripada yang lain. Begitupun halnya dengan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok yang terjalin karena perkawanan yang setara dan rasa saling percaya," ujar Luhut.
"Yang paling membahagiakan dari perjalanan ini bagi eksekutor tugas seperti saya adalah kami disambut begitu bersahabat di sini. Semua target dan ekspektasi yang sudah kami siapkan dari Indonesia akhirnya terlampaui bahkan lebih. Ini semua tak lepas dari leadership Presiden Joko Widodo yang membuat bangsa ini sangat diperhitungkan di mata dunia," sambungnya.
Baca Juga: Berlaku Mulai 1 April, Beli Mobil Listrik Cuma Kena PPN 1 Persen
Luhut menekankan, hal paling krusial dalam berhasilnya diplomasi dan hubungan antar negara adalah persahabatan dan "mutual gain trust" yang terus dipelihara dan tidak boleh dicederai sedikit pun.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.