JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyampaikan, pengaduan individu pada tiga tahun terakhir ke lembaganya cenderung meningkat. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang tingkat aduannya dinilai masih rendah.
Adapun pada 2022 terdapat 883 pengaduan individu, naik dibandingkan 2021 sebanyak 535 aduan dan 2020 sebanyak 402 aduan.
Ia mengatakan, tingkat aduan ini erat kaitannya dengan Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Indonesia. IKK pada 2022 masih berada pada level mampu dengan skor 53,23.
Namun skor tersebut meningkat jika dibandingkan skor IKK 2021 sebesar 50,39 persen atau skor IKK 2020 sebesar 49,07 persen.
“Ini fenomena-fenomena yang positif walaupun terkait dengan complain habit skornya masih rendah karena baru pada paham dengan skor 34,36 saja. Padahal penting, salah satu instrumen untuk meningkatkan indeks keberdayaan adalah complain habit,” ucapnya.
YLKI mendata pengaduan terhadap ketidakpuasan atas barang/jasa yang telah dibeli hanya mencapai skor 34,33 dan unsur pihak yang dituju untuk pengaduan terhadap ketidakpuasan pembelian atas barang/jasa mencapai skor 34,38.
“Disimpulkan bahwa pengajuan keluhan kurang direspons baik oleh masyarakat dan pihak yang dituju untuk pengaduan masih belum banyak diketahui oleh masyarakat,” jelas Tulus.
Baca Juga: Minyak Goreng dan Pinjol Paling Banyak Diadukan ke YLKI Tahun 2022, Lagi-Lagi soal Pengawasan
Di sisi lain, YLKI juga mengelompokkan pengaduan yang sifatnya kolektif atau pengaduan kelompok. Terdapat konsumen yang mengadukan untuk mewakili kelompok konsumen yang lain yang jumlahnya ternyata juga sangat besar.
Misalnya pengaduan tentang robot trading yang jumlahnya mencapai 200 ribuan pengaduan, serta pengaduan kelompok dari penghuni Perumahan Palem yang mencapai 14 orang pengadu.
Ada pula pengaduan soal PDAM Cianjur sebanyak 1.200-an orang (pengadu), lalu pengaduan soal PDAM Marunda sebanyak 1.500-an orang, PDAM Rorotan sebanyak 150-an orang, pengaduan Forum Penghuni Shava Foresta sebanyak 13 orang, dan komunitas konsumen hipertensi paru sebanyak 25 ribuan orang atau pengaduan.
Sementara untuk sektor asuransi juga terbilang tinggi.
"Nah, untuk (total pengaduan di) sektor asuransi, utamanya terdiri atas AXA Mandiri dengan jumlah 90 pengaduan konsumen, AIA 182 aduan konsumen, dan Prudential sebanyak 191 aduan konsumen," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.