Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

H&M PHK 1.500 Karyawan, Konsumen Eropa Hemat Uang Untuk Beli Makan dan Bayar Listrik

Kompas.tv - 2 Desember 2022, 08:20 WIB
h-m-phk-1-500-karyawan-konsumen-eropa-hemat-uang-untuk-beli-makan-dan-bayar-listrik
Ilustrasi gerai fisik H&M di sebuah pusat perbelanjaan. H&M akan memecat 1.500 karyawannya di Eropa akibat permintaan yang melemah, saat para konsumen Eropa menghadapi inflasi yang melonjak (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Raksasa mode asal Swedia, H&M, menjadi perusahaan ritel besar Eropa pertama yang melakukan PHK terhadap karyawannya.

Dikabarkan bahwa H&M akan memecat 1.500 karyawannya di Eropa akibat permintaan yang melemah, saat para konsumen Eropa menghadapi inflasi yang melonjak.

Kinerja perusahaan ritel mode terbesar kedua di dunia itu terdampak kenaikan biaya hidup dan peperangan di Ukraina. Hal itu berpengaruh pada pengeluaran para konsumen, menekan perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat untuk menyimpan aset tunai.

Mengutip dari Antara, Jumat (2/12/2022), H&M secara total mempunyai 155.000 pegawai. Perusahaan berupaya menghemat dana sebesar dua miliar kron Swedia, untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Pemotongan jumlah pekerja terbesar akan dilakukan di Swedia.

Baca Juga: Setidaknya 11.626 Pekerja di PHK, Ombudman RI Minta Jaminan Perlindungan Diberikan

Adapun PHK yang dilakukan H&M ini dilakukan setelah perusahaan sempat mencatatkan  kinerja positif pada kuartal I 2022. Dalam laporan Bloomberg disebutkan, laba sebelum pajak H&M adalah sebesar 4,78 miliar kronor atau setara 470 juta dollar AS.

Jumlah itu naik 30 persen dibanding kuartal IV 2021. Jumlah itu juga lebih tinggi dari prediksi analis sebelumnya yang sebesar 3,98 miliar kron.


 

Namun perusahaan sudah menyadari penjualan mereka akan merosot mulai pertengahan tahun ini, karena dampak perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Sempat Dapat Investasi dari Jeff Bezos, Startup Ula PHK 134 Karyawan

Tadinya, H&M dan para perusahaan ritel busana lainnya optimistis penjualan mereka akan bagus. Lantaran masyarakat sudah tidak berbelanja baju baru sejak pandemi melanda.

Tapi proyeksi itu dibubarkan saat inflasi tinggi terjadi akibat perang. Konsumen Eropa mengalihkan uangnya untuk berhemat karena harga makanan dan tagihan listrik semakin besar.
 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x