JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebelum menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sosok Erick Thohir lebih dikenal sebagai pengusaha di bidang media dan olahraga. Namun ternyata, pilihan hidupnya tersebut sempat membuat orangtua dan kakaknya kecewa.
Lantaran, Erick sebenarnya diharapkan untuk membantu mengurus bisnis keluarga.
“Kalau saya mau bermanja-manja, waktu kakak saya pulang dari sekolahnya di luar negeri, kami memutuskan untuk fokus di 1, 2, atau 3 usaha, dan saat itu diputuskan pertambangan, peninggalan usaha kerja sama motor, dan usaha lainnya. Saya diharapkan membantu, tapi saya punya mimpi lain,” kata Erick dalam akun Instagram pribadinya, dikutip Selasa (13/9/2022).
“Saya punya mimpi lain, saya buka usaha sendiri, yang akhirnya fokus di media dan olahraga. Saat itu, orang tua dan kakak saya kecewa, tapi saya buktikan bagaimana transaksinya bisa sampai ke Inter Milan,” katanya.
Baca Juga: Erick Thohir Bakal Blacklist Direksi yang Hambat Performa BUMN: Orang Ini Tidak Bisa Balik Lagi
Ayah Erick adalah Teddy Thohir, yang merupakan salah satu pemegang saham Astra Internasional. Erick memiliki kakak bernama Garibaldi "Boy" Thohir, pengusaha yang masuk Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes. Boy adalah CEO Adaro yang merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di RI.
Boy juga mendirikan Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) pada 1997, yang merupakan perusahaan leasing dan distributor sepeda motor Honda. Forbes menyebut Boy juga punya saham di PT Hutchison 3 Indonesia, operator seluler yang kini sudah merger dengan Indosat Ooredoo.
Sedangkan Erick, dikenal karena mendirikan sebuah perusahaan media besar bernama Mahaka Group yang menaungai beberapa perusahaan media seperti Jak TV, Jak FM, Gen FM, dan Republika.
Adapun di bisnis olahraga, Erick tercatat pernah menjadi Presiden Inter Milan dan memiliki saham di DC United serta Philadelphia 76ers. Erick juga memiliki klub olahraga dalam negeri. Ia mendirikan klub bola basket Mahaka Satria Muda Jakarta dan Mahaputri Jakarta yang kini dikenal dengan nama Satria Muda Pertamina.
Baca Juga: Inflasinya Tertinggi Se-Indonesia, Gubernur Jambi Wajibkan ASN Beli Beras Lokal
Cerita itu Erick sampaikan saat berbicara kepada pengusaha muda yang tergabung dalam Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi).
Erick mengatakan, terkadang seseorang terjebak pada paradigma saat ini. Padahal, masa depan belum tentu sesuai dengan yang diinginkan.
“Memang itu challenge kita sebagai manusia, bagaimana kita bisa breakthrough,” ujarnya.
Ia pun mengenang saat-saat pembelian Inter Milan, salah satu klub di Seri A Liga Italia. Karena uangnya tidak cukup, Erick harus berutang ke salah satu bank di Eropa dan menjaminkan asetnya.
Baca Juga: Daya Listrik 450 VA akan Dihapus, Penerima Subsidi Listrik Dinaikkan Jadi 900 VA dan 1.200 VA
“Enggak cukup uangnya, tapi bagaimana kita bisa meyakinkan bank waktu itu, Bank Eropa, bank internasional, dengan track record saya dan ada sebagian aset saya kurang, kita ajak-ajak teman. Apa poinnya? Kita kerja keras semua, itu yang harus kita lakukan kalau kita mau maju,” ungkapnya.
Ia berpesan kepada para pengusaha muda, agar bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya.
“Bekerja keras meraih mimpi berbisnis di bidang olahraga dan media. Alhamdulillah dengan niat dan ikhtiar, semua ada jalan,” ujarnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.