LONDON, KOMPAS.TV- Masyarakat Inggris kini banyak yang menghabiskan uangnya untuk berjudi dan berinvestasi di aset kripto. Hal itu diungkapkan lembaga sosial yang menangani pecandu judi, GamCare.
Warga Inggris disebut berharap mendapatkan uang banyak dalam waktu cepat, lantaran kenaikan biaya hidup yang kian tinggi. Laporan itu diungkap berdasarkan survei yang diadakan kepada 4.000 responden.
Mengutip dari Antara, Jumat (24/6/2022), para responden GamCare menceritakan mereka adalah penerima bantuan sosial, yang menggunakan uang mereka untuk berjudi.
Mereka berharap menang agar bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Namun kebanyakan mereka malah kalah taruhan. Banyak juga mantan pecandu judi yang kini berjudi lagi, karena tekanan finansial.
Baca Juga: Sulit Jual Minyak ke Eropa, Rusia Genjot Ekspor Minyak ke Afrika dan Timur Tengah
GamCare menyatakan, 46 persen di antaranya mengaku khawatir dengan kondisi keuangan mereka. Lebih dari separuh responden mengaku telah berjudi dalam 12 bulan terakhir dan sebagian besar dari mereka kehilangan uang.
"Para penasihat di layanan bantuan kami mendengarkan bahwa biaya hidup sedang mempengaruhi perilaku berjudi, khususnya di kalangan mereka yang telah pulih (dari kecanduan)," kata Kepala Eksekutif GamCare Anna Hemmings.
"Kami juga tahu tim kami mendengar lebih banyak orang yang mencari bantuan terkait perdagangan kripto," tambahnya.
Para responden juga mengaku membeli Bitcoin dengan poundsterling enam bulan lalu dan berharap bisa memenuhi kebutuhan hidup. Namun kini mereka telah kehilangan 55 persen dari investasi mereka.
Baca Juga: Volkswagen akan Potong Jam Kerja dan Upah Lebih dari 4.500 Buruh, Dampak Kekurangan Suku Cadang
GamCare mengatakan, 43 persen penjudi bermasalah telah berinvestasi di mata uang kripto, 25 persen di antaranya mengaku ingin berinvestasi lebih banyak lagi untuk menutupi kerugian.
Sebagai perbandingan, hanya ada 7 persen dari total investor kripto yang ingin menanamkan uangnya lebih banyak pada mata uang digital itu.
Inggris sebenarnya adalah negara maju yang juga anggota G7. Namun negara itu kini tengah menghadapi tingginya angka inflasi yang mencapai 9,1 persen pada Mei lalu atau mencapai rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Bank sentral Inggris, Bank of England, telah memperingatkan bahwa inflasi dapat menembus angka 11 persen pada Oktober.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.