WASHINGTON, KOMPAS.TV - Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada hari Rabu (15/6/2022) waktu setempat. Kenaikan itu menjadi yang tertinggi sejak tahun 1994, guna menahan laju inflasi di Negeri Paman Sam.
Inflasi AS pada Mei 2022 tercatat mencapai 8,6 persen yang juga merupakan kenaikan tertinggi sejak tahun 1981.
Keputusan kenaikan suku bunga itu diambil dalam Federal Open Market Committee (FOMC). Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, kenaikan suku bunga dilakukan dengan pertimbangan matang. Pihaknya juga terus memantau pergerakan inflasi ke depannya.
FOMC juga menetapkan menaikkan suku bunga pinjaman acuan ke kisaran 1,5 persen-1,75 persen, naik dari nol pada awal tahun.
Baca Juga: Elon Musk Dikabarkan akan Temui Pegawai Twitter, Bahas Akuisisi Hingga Aturan Full WFO
“Jelas, kenaikan 75 basis poin hari ini adalah yang luar biasa besar, dan saya tidak berharap pergerakan sebesar ini menjadi hal biasa. Keputusan ini dibuat dari pertemuan demi pertemuan, dan The Fed akan terus mengomunikasikan niat kami sejelas mungkin. Kami ingin melihat kemajuan hingga inflasi turun, tidak lama lagi," kata Powell seperti dikutip dari The Wall Street Journal, Kamis (16/6/2022).
Apa yang dilakukan The Fed tidak akan berhenti di situ. Suku bunga acuan diperkirakan masih akan meningkat seiring dengan tingginya inflasi. Menurut Powell, kenaikkan suku bunga The Fed diperkirakan berada di kisaran 3,4 persen hingga Desember 2022.
Jumlah itu naik dari proyeksi pada Maret 2022, sebesar 1,9 persen.
"Kegiatan ekonomi secara keseluruhan tampaknya telah meningkat. Lapangan kerja juga cukup luas, dengan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi yang tetap tinggi, mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, seperti harga energi yang tinggi,” kata Powell.
Baca Juga: Amazon Kirim Paket Pakai Drone ke Halaman Belakang Rumah Konsumen
Dengan naiknya suku bunga acuan, maka bunga kredit dan bunga simpanan di perbankan Amerika juga akan meningkat. Sehingga akan membuat masyarakat mengerem belanja mereka dan lebih memilih menyimpan dana mereka di bank.
Selain menekan laju inflasi, kenaikan suku bunga acuan juga akan menstabilkan harga-harga. Kenaikan harga di AS salah satunya dipicu melonjaknya harga BBM, akibat perang Rusia-Ukraina. Naiknya harga BBM akhirnya berimbas pada kenaikan harga barang-barang lainnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.