JAKARTA, KOMPAS.TV- Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Agustus 2021. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebut, surplus neraca perdagangan mencapai 4,74 miliar dollar AS.
Surplus terjadi lantaran tingginya permintaan barang ekspor dan naiknya harga komoditas. Ekspor Indonesia pada Agustus 2021 tercatat sebesar 21,42 miliar dollar AS. Sementara nilai impor sebesar 16,68 miliar dollar AS.
"Secara month to month atau dibandingkan Juli 2021, impor mengalami kenaikan 10,35 persen. Kalau kita bandingkan Agustus 2020 itu mengalami peningkatan sebesar 55,26 persen," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/9/2021).
Margo menambahkan, surplus neraca perdagangan pada bulan Agustus 2021 merupakan surplus ke-16 kalinya sejak Mei 2020.
Baca Juga: Ekspor Indonesia Melesat 64,1 Persen pada Agustus 2021
"Surplus di Agustus, membukukan secara beruntun dalam 16 bulan terakhir," ujarnya.
Kenaikan ekspor disumbang oleh sektor migas dan non migas yang sama-sama naik, masing-masing 7,48 persen dan 21,75 persen dibanding Juli 2021.
"Demikian juga kalau kita pilah berdasarkan migas dan non migas (secara yoy), migas tumbuh 77,93 persen. Sementara ekspor non migas 63,43 persen," tutur Margo.
Ekspor migas tercatat 1,07 miliar dollar AS. Bila dibandingkan dengan ekspor migas pada bulan Juli 2021 yang tercatat 990 juta dollar AS, ini meningkat 7,48 persen.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Naik Lagi Jadi Rp5.944 Triliun Per Juli 2021
Kemudian, bila dibandingkan dengan ekspor migas Agustus 2020 yang sebesar 600 juta dollar AS, maka nilai kali ini melesat 77,93 persen.
Lalu ekspor non migas tercatat 20,36 miliar dollar AS. Bila dibandingkan dengan ekspor non migas pada Juli 2021 yang sebesar 16,72 miliar dollar AS, ini naik 21,75 persen.
Pun bila dibandingkan 12,46 miliar dollar AS pada Agustus 2020, ini terkerek 63,43 persen.
"Berdasarkan sektornya, ekspor pertambangan dan lainnya tumbuh signifikan hingga 162,89 persen (yoy) menjadi 3,64 miliar dollar AS. Secara bulanan, pertumbuhannya mencapai 27,23 persen," terang Margo.
Baca Juga: Suroto, Peternak Ayam Blitar yang Diundang ke Istana: Jual Motor Sampai Tanah Demi Menyambung Hidup
Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami ppenurunan -0,42 persen (yoy). Penurunan ini dipicu ekspor cengkih yang turun sebesar -73,27 persen, udang hasil tangkap -87,80 persen dan sarang burung -18,43 persen.
Namun, sektor ini secara bulanan tercatat tetap tumbuh 17,89 persen (mtm).
Sedangkan impor pada bulan lalu tumbuh 55,26 persen dari tahun lalu (yoy). Impor migas tumbuh signifikan sebesar 115,75 persen menjadi 2,05 miliar dollar AS (yoy). Dan impor nonmigas tumbuh 49,39 persen.
Berikut data surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2021:
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.