JAKARTA, KOMPAS.TV – Garuda Indonesia akhirnya mengganti Dewan Komisaris setelah sempat terjadi pengurangan jumlah keanggotaannya.
Pengurangan jumlah keanggotaan Dewan Komisaris dilakukan lantaran keuangan di tubuh maskapai pelat merah itu sedang krisis. Pemerintah memangkas jumlah komisaris Garuda Indonesia dari lima orang menjadi tiga orang.
“Ini sebuah upaya yang tak terhindarkan. Mengingat dari waktu ke waktu kita selalu melakukan upaya pengurangan jumlah karyawan. Tentu ini menciptakan komplikasi tapi kita siap jalani ini,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, dalam konferensi pers, Jumat (13/8/2021) sore.
Adapun, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tentang Dewan Komisaris (Dekom) Garuda yang baru saat ini yaitu;
Selanjutnya, anggota Direksi antara lain sebagai berikut;
Baca Juga: Sedih Mundur dari Komisaris Garuda Indonesia, Yenny Wahid: Ini Demi Menyelamatkan Garuda Tercinta
Sebelumnya, Dekom Garuda Indonesia sempat melakukan upaya meminta gaji mereka tidak usah dibayarkan lantaran Garuda sedang kesulitan keuangan. Hal ini kemudian diapresiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
"Saya rasa yang diusulkan Pak Peter Gontha sangat bagus, kita harus puji," kata Erick dalam konferensi pers virtual pada Rabu (02/06/2021) lalu.
Sebagai tindak lanjut dari efisiensi Garuda, Erick akhirnya berencana mengurangi jumlah Komisaris Garuda menjadi hanya 2-3 orang.
Menganggapi rencana pengurangan itu, Komisaris Independen Garuda Yenny Wahid menyatakan mendukung semua langkah direksi dan Kementerian BUMN untuk memperbaiki kinerja Garuda.
"Pertanyaaanya, apakah Garuda masih bisa diselamatkan? Masih. Asal melakukan berbagai macam langkah reformasi. Dan ini yang sekarang sedang dicoba untuk dilaksanakan."
"Dekom mendukung upaya-upaya direksi untuk melakukan langkah-langkah pembenahan struktural. Sebagai simbol maka Dekom mengajukan usulan agar gaji Dekom tidak dibayarkan dahulu, " jelas Yenny kala itu.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten berkode saham GIAA ini mencetak rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membengkak menjadi USD384,34 juta dari posisi USD120,16 juta per kuartal I/2020.
Naiknya pos rugi Garuda berasal dari pendapatan yang menyentuh USD353,07 juta, turun 54,03 persen dari pendapatan kuartal I/2020 sebesar USD768,12 juta.
Baca Juga: Yenny Wahid Mundur dari Jabatan Komisaris Garuda Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.