JAKARTA, KOMPAS.TV - Biaya produksi beras di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia. Berdasarkan perbandingan struktur biaya produksi beras di Asia, Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan Filipina, China, India, Thailand, dan Vietnam.
Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengatakan, hal itu yang menyebabkan harga beras di Indonesia lebih mahal dari negara lainnya.
Baca Juga: Beras Bulog di Indramayu Kurang Diminati, Kok Bisa?
Menurut Arief, produksi beras Indonesia berkisar 5,13-5,24 ton per hektar, sedikit lebih rendah dari Vietnam yang mencapai 5,82 ton per hektar.
Tapi, produktivitas beras di Indonesia lebih tinggi dibanding negara lainnya. Seperti Malaysia yang sebesar 4,08 ton per hektar, Filipina sebesar 3,97 ton per hektar, dan Thailand sebesar 3,09 ton per hektar.
Baca Juga: Terancam Gagal Panen karena Hama Tikus dan Babi, Petani Jagung Bunuh Diri
Komponen termahal dari produksi beras domestik adalah biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja. Di samping pula, harga pupuk Indonesia yang hanya lebih murah dari India.
"Jadi memang agak ironis, ternyata faktor sumber daya manusia kita lebih mahal dibandingkan Thailand, Vietnam, India, Filipina, dan China," jelas Arif seperti yang dikutip dari Kompas.com (17/02/2021).
Pada 2019 rata-rata harga beras internasional Thailand sebesar Rp 5.898 per kilogram dan Vietnam sebesar Rp 5.090 per kilogram, jauh lebih rendah dari harga beras Indonesia yang sebesar Rp 11.355 per kilogram.
Biaya produksi yang tinggi juga membuat Indonesia tak punya daya saing dalam industri beras dan selalu mengimpor. Itulah yang menjadi PR besar buat pemerintah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.