MAGELANG, KOMPAS.TV - Polemik Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah yang disebut tak masuk dalam salah satu tujuh keajaiban dunia geger di media sosial. Pernyataan tentang status Borobudur tersebut dilontarkan oleh Youtuber Leonardo Edwin.
Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Sementara General Manager Unit Borobudur & Manohara Pujo Suwarno mengungkapkan, hal seperti itu tak mengurangi status keindahan Candi Borobudur.
"Apa pun yang disampaikan penulis, tidak mengurangi keindahan dan keagungan Candi Borobudur, justru semakin mendapat perhatian orang itu semakin peduli dan mencintai Candi Borobudur," jelas Pujo dikutip dari Antara, Kamis (14/7/2022).
Pujo melanjutkan, pihaknya menghormati apa pendapat orang terkait status Borobudur. Ia mengisahkan mendapatkan pengetahuan terkait status Candi Borobudur dari literatur atau bacaan ketika sekolah dulu.
"Orang berpendapat tetap kami hormati. Seingat saya waktu SD dulu, Borobudur itu banyak di literatur, di buku-buku bacaan itu sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia," tuturnya.
Baca Juga: Borobudur Marathon 2022 Kembali Digelar
"Hal itu muncul jauh sebelum ada istilah polling dan yang memberikan statement waktu itu Borobudur sebagai tujuh keajaiban dunia oleh para pendahulu, dasarnya apa, saya juga kurang tahu," katanya.
Namun, Pujo menegaskan, sejak pemugaran kedua Candi Borobudur tahun 1973-1983, Borobudur diajukan ke UNESCO masuk sebagai situs warisan dunia.
"Sebagai situs warisan dunia, sudah ada pengakuannya dikeluarkan UNESCO tahun 1991," katanya.
Munculnya daftar 7 keajaiban dunia atau New 7 Wonders of the World mulanya berasal dari yayasan dari Swiss. Yayasan bernama New Open World Corporation (NOWC) memulai survei pada 2000 silam.
NOWC saat itu tidak memasukkan Candi Borobudur dalam daftar 7 keajaiban dunio kuno yang disusun berdasarkan puisi Antipater Sidon, penyair Yunani. Daftar landmark dunia saat itu adalah Piramida Giza, Taman Gantung Babilonia, Patung Zeus di Limpia, Kuil Artemis Turki, Mercusuar Iskandariah, dan Mausoleum.
Kemudian NOWC menyebarkan kampanye untuk menentukan New 7 Wonders of the World dan didukung lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Berkunjung ke Borobudur, Presiden Jerman Apresiasi Pemerintah Indonesia Soal Konservasi Candi
Seperti dilaporkan Kompas.com, pengambilan survei atau polling dilakukan secara online dan diumumkan pada 2007.
Hasil polling menuai banyak kritik, karena keajaiban dunia yang diperkenalkan NOWC hanya beberapa tempat yang populer dan banyak diketahui banyak orang.
UNESCO kemudian mengambil sikap tegas dan tak memilih untuk tak ikut campur dalam hal tersebut.
Sehingga, polling yang dilakukan Bernard Weber menjadi penilaian dan inisiatif pribadi, dan tidak berkaitan atau berhubungan dengan UNESCO.
Sumber : Antara/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.