Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 disarankan bersikap tegas kepada negara-negara Barat maupun Rusia jika berbicara hal-hal yang tidak sejalan dengan agenda.
Sikap tegas itu, kata pengamat hubungan internasional, demi memastikan agenda utama G20 tetap sesuai dengan tujuannya di tengah situasi yang bakal memanas.
Pasalnya, dalam dua kali pertemuan forum G20 di Washington DC dan Yogyakarta -yang membahas ekonomi dan kesehatan- negara-negara Barat terus menekan Rusia agar mengakhiri invasinya ke Ukraina.
Pemerintah Indonesia, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, akan terus membangun komunikasi dengan berbagai negara anggota G20.
Baca juga:
Pertemuan perdana Menteri-Menteri Kesehatan Negara G20 di Yogyakarta sempat diwarnai 'ketegangan' lantaran negara Barat seperti AS, Inggris, Australia dan Kanada menyebut invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu telah menjerumuskan sistem kesehatan negara itu ke dalam kekacauan.
Wakil Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika, Andrea Palm, bahkan mengatakan tindakan Rusia itu bertentangan dengan tujuan perawatan kesehatan G20 maupun secara global.
Pasalnya Rusia dituduh telah membunuh petugas kesehatan dan menghancurkan infrastruktur perawatan kesehatan di Ukraina.
Karena itulah mereka mendesak Rusia agar mengakhiri agresinya.
"Jauh dari mempromosikan kesehatan global, Rusia telah merusak layanan kesehatan, menghancurkan kesehatan, dan terus menyerang bangunan tempat warga sipil tak berdosa termasuk anak-anak berlindung," kata Palm seperti dikutip Reuters.
Food should never be a weapon. The poorest and most vulnerable should not starve because of The Kremlin’s war of choice and territorial ambition.
— Foreign, Commonwealth & Development Office (@FCDOGovUK) June 16, 2022
The world must stand united in calling an end to the attack on global food chains.#FoodIsNotAWeapon
Mendengar kritik itu, Wakil Menteri Kesehatan Rusia, Oleg Salagay, mendesak negara-negara G20 agar tidak mempolitisasi pertemuan kesehatan tersebut.
"Kami meminta kolega kami agar tidak mempolitisasi pembicaraan kesehatan G20 dan tetap dalam mandat kita serta membahas perawatan kesehatan," imbuhnya dalam rapat itu.
Ketegangan seperti ini bukan yang pertama.
Dalam rapat dengan Menteri-Menteri Keuangan Negara G20 di Washington pada April lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan sejumlah pejabat tinggi keuangan melakukan aksi walk out dalam pertemuan yang dipimpin Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani.
Mereka meninggalkan ruangan ketika pejabat Rusia berbicara, sebagai bentuk protes dari Barat atas invasi Moskow ke Ukraina.
Sebelumnya negara Barat seperti AS, Prancis, Inggris, hingga Australia mendesak Indonesia memboikot keikutsertaan Rusia di G20 tahun ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, mengakui situasi yang memanas ini.
"Memang ada beberapa preseden hubungan tidak baik antara negara Barat dengan Rusia dibawa ke forum multilateral. Hal ini tidak saja terjadi di forum G20," ujar Teuku Faizasyah kepada wartawan Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (21/6).
Untuk itulah pemerintah Indonesia, sambungnya, akan terus membangun komunikasi dengan berbagai negara anggota G20. Termasuk mengenai agenda pembahasan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.