ACEH, KOMPAS.TV - Ribuan pengikut Jemaah Tarekat Syattariyah di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, sudah merayakan Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah pada hari ini, Sabtu (30/4/2022). Lantas, apa sih tarekat Syattariyah ini?
Tarekat Syattariyah sudah dikenal luas sejak abad ke-16 di Aceh dan memiliki pengikut yang tersebar di banyak willayah di Indonesia.
Pada tahun ini, tarekat Syattariyah melaksanakan Salat Idulftri yang dipusatkan di Kompleks Masjid Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur.
Bertindak sebagai imam Salat Id tersebut dipimpin oleh Abu Said Kamaruddin Bin Abu Habib Qudrat, dan khatib disampaikan oleh Teuku Raja Keumangan.
Teuku Raja Keumangan dalam ceramah agama yang disampaikan di depan ribuan jemaah mengatakan, pelaksanaan salat Idulfitri 1443 Hijriah tersebut karena jemaah telah melaksanakan ibadah puasa Ramadan selama tiga puluh hari lamanya.
“Karena masih ada saudara kita yang belum berhari raya, jemaah thariqat Habib Muda Seunagan (Thariqat Syattariyah) untuk menghormati yang masih berpuasa, dengan tidak makan dan minum di depan saudara kita yang masih berpuasa,” kata Teuku Raja Keumangan dikutip dari Antara, Sabtu (30/4/2022).
Teuku Raja Keumangan dalam kesempatan itu berpesan untuk terus memperkuat amalan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam, dengan berpedoman kepada kitab suci Al-Qur'an dan hadis shahih.
Baca Juga: Puasa Lebih Awal Hari Ini, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Sumut Gelar Tarawih Mulai Tadi Malam
Tarekat Syattariyah sendiri merupakan salah satu tarekat yang sudah menyebar dan memilliki banyak pengikut di Indonesia.
Tareket adalah salah satu aliran dalam Islam yang menitikberatkan pada ajaran sufisme atau tasawuf. Tarekat berasal dari kata Thoriqoh, yakni jalan, jembatan atau sebuah metode.
Tarekat Syattariyah sendiri dinisbatkan pada nama Abdullah Assyatari, seorang ulama dan sufi kharismatik pada sekitar abad ke-16. Ia menisbahkan diri pada ajaran Abdullah Yazid Al-Busthami, seorang guru ulama dan mahaguru sufi yang terkenal dalam Islam.
Di Indonesia, tarekat Syattariyah dikembangkan oleh Abdurrarauf As-singkili dari Aceh. Lantas, tarekat ini menyebar di banyak tempat di Indonesia.
Di Minangkabau, misalnya, Tarekat Syattariyah juga berkembang sedemikian pesat. Ajarannya yang menitikberatkan pada lelaku budi dianggap cocok dengan masyarakat.
Dinukil dari buku Sejarah Islam Nusantara (2016) Rizem Azid menjelaskan tentang tarekat-tarekat, termasuk tarekat Syattariyah, berperan penting bagi penyebaran Islam di Nusantara dan saling berjejaring antara ulama-ulama saat itu.
"Syekh Burhanudin merupakan mudir (murid terpilih-red) dari Syekh Abdurrauf dan menyebarkan ke Minangkabau," tulisnya.
Di Jawa, Tarekat Syattariyah ini diperkenalkan oleh Syekh Burhanudin itu, yang ternyata dalam sejarah berguru pada Syekh Abdurrauf As-Singkili hingga menyebarkannya di pelbagai wilayah di Indonesia.
Hingga kini, tareket Syattariyah merupakan salah satu tarekat yang memiliki banyak pengikut di Indonesia seperti di Aceh, Cirebon dan Minangkabau.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.