Pekan lalu, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo bersuara keras.
Mantan ajudan Presiden Jokowi itu mengingatkan kepada jajaran Kepolisian untuk terus berbenah, pemimpin harus jadi teladan.
Mengutip pepatah lama, Kapolri Jenderal Listyo mengatakan, ikan itu membusuk mulai dari kepalanya.
Jenderal Sigit pun memperingatkan akan memotong kepala atau pimpinan jika tidak bisa memperbaiki anak buahnya.
Pesan itu disampaikan 27 Oktober 2021. Pesan Jenderal Sigit itu bukan basa-basi, tapi benar-benar dilaksanakan.
Tanggal 31 Oktober 2021, Kapolri mengeluarkan telegram yang salah satu isinya adalah mencopot tujuh perwira menengah Polri. Ada media yang menyebutnya Sembilan.
Kabar itu baru diberitakan media pada 3 November 2021, langkah itu bagus. Minimal, pernyataan Kapolri itu dilaksanakan secara lugas dan tegas. Pesannya jelas, agar ada efek jera.
Mengutip harian Kompas, melalui telegram, Kapolri mencopot tujuh jabatan perwira menengah Polri.
Mereka adalah;
1. Kapolres Nunukan Kombes Syaiful Anwar yang menendang anggota dan videonya viral.
2. Kapolres Nganjuk Kombes Jimmy Tanna,
3. Kapolres Luwu Utara AKBP Irwan Sumuddin,
4. Kapolres Tebing Tinggi AKBP Agus Sugiarso, yang istrinya viral memamerkan segepok uang,
5. Kapolres Pasaman AKBP Dedi Nur Andriansyah,
6. Kapolres Labuhan Batu AKBP Denny Kiurniawan dan,
7. Direktur Polairud Polda Sulawesi Barat Kombes Fransiscus Tarigan.
Mereka kini ditempatkan sebagai perwira menengah di Mabes Polri.
Langkah ketegasan itu dibutuhkan untuk menimbulkan efek jera. Komunikasi harus pula dibuat lugas, tak perlu ada penghalusan seperti ungkapan yang selama ini sering didengar.
Ini mutasi biasa, jika dicopot karena tindakan atau kegagalan membina anak buahnya yaitu perlu dikatakan secara terang agar publik dan anggota polisi tahu agar ada pembelajaran di sana.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.