> >

Mundur dengan Alasan Etik dan Kerja Politik, Mahfud MD: sesudah Ini Saya akan Bicara tanpa Ragu

Rosi | 1 Februari 2024, 21:24 WIB
Cawapres RI nomor urut 3 Mahfud MD dalam Program ROSI, Kompas TV, Kamis (1/2/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Calon wakil presiden (cawapres) RI nomor urut 3 Mahfud MD mengaku mundur dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Kemanan (Menko Polhukam) murni karena etik sekaligus untuk kerja politik.

Mahfud menyampaikan pernyataan itu secara ekskluif di Program ROSI di Kompas TV, Kamis (1/2/2024), menjawab pertanyaan apakah ia mundur murni alasan etik atau untuk elektoral.

“Saya murni etik dan juga sekaligus untuk kerja politik, kan sudah saya katakan supaya saya enak kerja politiknya,” kata Mahfud.

“Nah, soal orang menilai macam-macam,itu terserah saja, saya kan tidak pernah peduli penilaian orang.”

Jika beberapa waktu lalu ia tidak menyampaikan bahwa dirinya berniat mundur dari jabatan Menko Polhukam, kata Mahfud, pasti ada orang yang menyalahkan. Demikian pula saat ia menyampaikan akan mundur, pasti tetap akan ada yang menyalahkan.

Baca Juga: Mahfud Jelaskan Alasan Mengapa Dirinya Baru Mengundurkan Diri sebagai Menkopolhukam

“Kalau saya tidak bilang (mau mundur), pasti ada yang menyalahkan. Saya bilang (mau mundur) juga ada yang menyalahkan, pastilah, 270 juta kepala (rakyat),” kata Mahfud.

“Tinggal nanti lihat tren negatif atau positifnya itu nanti bisa dilihat sendiri, tetapi saya tidak ingin mempertentangkan apakah ini keperluan etik atau keperluan elektoral. Mungkin dua-duanya.”

Ia kembali menegaskan, dirinya telah menyatakan bahwa setelah mundur, ia akan bekerja dan berbicara tanpa ragu menurut kepentingan kampanye politik.

“Kan betul saya katakan, sesudah ini saya akan bekerja tanpa ragu dan bicara tanpa ragu juga kan, menurut kepentingan orang berkampanye, kampanye politik. Bukan membocorkan rahasia negara, tapi kampanye.”

Dalam program tersebut, Mahfud juga menjawab pertanyaan tentang adanya sindiran yang menyebut bahwa etik tidak pakai waktu karena etik selalu ada kapan pun.

“Etik saya etik kepada Pak Jokowi, itu tadi, etik agar saya mau mundur kalau saya sudah ketemu Pak Jokowi.”

Timing-nya belum ada ketemu Pak Jokowi. Pak Jokowi pergi terus, saya pergi terus. Itulah sebabnya begitu saya nyatakan mau mundur itu saya langsung kontak Pak Pratikno, saya mau ketemu Pak Jokowi dulu, saya benar mau mundur, tolong dijadwalkan.”

Baca Juga: Eksklusif, Mahfud MD Mundur dari Menkopolhukam agar Lebih Enak Bekerja di Kontestasi Pilpres

Timing atau waktu yang ia  maksudkan, bukan tentang timing standar etik, melainkan waktunya untuk dapat bertemu dan menyampaikan pada Jokowi.

Timing-nya itu bukan standar etik, timing-nya saya ketemu Pak Jokowi dulu. Kalau sudah ketemu, itu saya anggap timing yang tepat karena saya menghormati beliau seperti halnya beliau menghormati saya.”

“Masa saya mundur lalu tidak ketemu, kan tidak boleh, itu bertentangan dengan keluhuran budaya kita,” tambahnya.

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU