Microsoft dan OpenAI Selidiki Dugaan Pencurian Data oleh DeepSeek
Teknologi | 29 Januari 2025, 15:30 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.TV – Microsoft dan OpenAI tengah menyelidiki dugaan akses tidak sah terhadap data OpenAI yang dilakukan oleh kelompok yang dikaitkan dengan perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek.
Laporan Bloomberg News pada Selasa (28/1/2025) menyebut individu yang diduga terkait dengan DeepSeek mengekstraksi sejumlah besar data dari sistem OpenAI menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API).
Microsoft sebagai investor terbesar OpenAI, pertama kali mendeteksi aktivitas mencurigakan ini pada musim gugur lalu dan segera memberi tahu OpenAI tentang potensi pelanggaran.
API OpenAI merupakan alat penting yang memungkinkan pengembang dan perusahaan mengakses layanan AI, termasuk model andalannya, ChatGPT.
Baca Juga: Mengenal DeepSeek, Terobosan AI dari Tiongkok yang Guncang Dunia Teknologi
Kasus ini muncul hanya beberapa hari setelah DeepSeek menjadi sorotan karena menyalip ChatGPT di App Store milik Apple di Amerika Serikat (AS). Keberhasilan startup China tersebut memicu aksi jual di sektor saham teknologi.
DeepSeek mendapat pujian atas model AI-nya yang berbiaya rendah dan berkinerja tinggi, yang menurut beberapa pakar, bisa menyaingi perusahaan-perusahaan AI asal AS.
Namun, dugaan pencurian data ini kini membayangi perkembangan pesat perusahaan tersebut.
David Sacks, pejabat Gedung Putih yang menangani kebijakan AI dan kripto, menyebut ada indikasi kuat bahwa DeepSeek telah menyerap informasi dari model OpenAI.
“Ada bukti substansial bahwa DeepSeek mengekstraksi pengetahuan dari model OpenAI,” kata Sacks dalam wawancara dengan Fox News, dikutip dari The Daily Star.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Daily Star