Gerhana Matahari Cincin, BMKG Sebut Tidak Berdampak di Indonesia
Sains | 2 Oktober 2024, 20:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa Gerhana Matahari Cincin yang diperkirakan terjadi hari ini tidak akan memberikan dampak apapun di wilayah Indonesia.
"Tidak dapat diamati di Indonesia. Tidak pula ada dampak langsung maupun tidak langsung yang menyertainya," kata Ketua Bidang Tanda Waktu BMKG Himawan saat dihubungi dari Ambon, Selasa.
Himawan menjelaskan bahwa Gerhana Matahari Cincin hanya dapat dilihat di beberapa wilayah tertentu yang berada dalam jalur lintasan fenomena tersebut pada 2 Oktober 2024.
Fase gerhana secara global dimulai dengan Gerhana Sebagian pada pukul 15:42:59 UT (Waktu Universal Terkoordinasi), disusul dengan Gerhana Total yang dimulai pada 16:50:38 UT, dan mencapai puncaknya pada 18:45:04 UT.
Gerhana Total akan berakhir pada 20:39:15 UT, sementara Gerhana Sebagian akan berakhir pada pukul 21:47:00 UT.
Dikutip dari Antara, menurut analisis BMKG, wilayah-wilayah yang berpeluang menyaksikan Gerhana Matahari Cincin meliputi Samudera Pasifik serta sebagian Amerika Selatan, khususnya wilayah selatan Chile dan Argentina.
Himawan menambahkan bahwa fenomena Gerhana Matahari Cincin adalah peristiwa langka, yang jarang terjadi di lokasi yang sama. Periode kemunculannya di wilayah yang sama bisa mencapai lebih dari 10 tahun.
Baca Juga: Penjelasan Gerhana Matahari Cincin Api pada 2 Oktober 2024, Apakah Terlihat di Indonesia?
Meskipun demikian, dampak dari fenomena ini terhadap lingkungan tidaklah signifikan.
Potensi dampak yang dapat terjadi meliputi penurunan suhu, berkurangnya intensitas cahaya, serta perubahan pola angin lokal akibat sebagian sinar matahari yang terhalang bulan.
Namun, perubahan ini tidak sedrastis yang terjadi saat Gerhana Matahari Total.
Sepanjang bulan Oktober 2024, sejumlah fenomena astronomi menarik akan terjadi dan bisa diamati oleh masyarakat.
Berikut beberapa fenomena tersebut yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (26/9/2024):
1. Hujan Meteor Draconid (8 Oktober 2024)
Pada 8 Oktober 2024, langit akan dihiasi oleh fenomena hujan meteor Draconid. Puncak hujan meteor ini akan terjadi saat bulan hanya 29 persen dalam fase purnama, sehingga cahaya bulan tidak akan terlalu mengganggu pengamatan.
Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini adalah sore hari pada Selasa, 8 Oktober 2024.
2. Kemunculan Saturnus (14 Oktober 2024)
Fenomena lain yang terjadi pada bulan Oktober adalah penampakan planet bercincin, Saturnus. Pada Senin, 14 Oktober 2024, Saturnus akan berada dalam posisi yang sangat dekat dengan bulan, sehingga dapat dilihat dari Bumi.
Planet Saturnus, yang berwarna keemasan, akan bersinar terang tanpa berkedip, berbeda dengan bintang-bintang di langit yang tampak berkelap-kelip.
3. Supermoon (17 Oktober 2024)
Pada 17 Oktober 2024, masyarakat akan menyaksikan fenomena Supermoon yang dikenal dengan sebutan "Hunter’s Moon". Supermoon ini diperkirakan akan terjadi sekitar pukul 19.26 waktu setempat di berbagai belahan dunia.
Supermoon kali ini dinilai istimewa karena merupakan yang paling dekat dengan Bumi di tahun 2024. Bulan akan terlihat lebih besar dan terang dibandingkan dengan dua Supermoon yang sebelumnya terjadi pada tahun yang sama.
4. Hujan Meteor Orionid (21 Oktober 2024)
Selanjutnya, pada 21 Oktober 2024, akan terjadi hujan meteor Orionid yang mencapai puncaknya pada malam hari. Hujan meteor ini memiliki intensitas maksimum sekitar 25 meteor per jam, sebagaimana dilansir dari Royal Museums Greenwich.
Orionid dikenal karena kecepatannya yang sangat tinggi dan kemampuannya meninggalkan jejak cahaya di langit.
Butiran meteor ini berasal dari sisa-sisa debu Komet Halley yang terkenal.
Baca Juga: Seribu Hari Pertama Kehidupan: Kunci Sukses Bonus Demografi 2045
Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara, Kompas TV