BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Terik di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Wilayah Lain Akhir-Akhir Ini
Sains | 1 Oktober 2023, 06:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Akhir-akhir ini sebagian wilayah Indonesia mengalami cuaca panas terik, termasuk di antaranya wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Sulawesi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) suhu maksimum yang terukur selama 22-29 September 2023 di sejumlah wilayah berkisar antara 35 hingga 38 derajat Celcius pada siang hari.
Suhu tertinggi, yakni 38 derajat Celcius, terjadi di daerah Semarang, Jawa Tegah dan Majalengka, Jawa Barat.
Sementara itu, suhu maksimum terukur di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) berada pada kisaran 35.0 - 37,5 derajat Celcius, di mana suhu maksimum terukur di wilayah Tangerang Selatan pada tanggal 29 September 2023.
Penyebab panas terik di Indonesia
Menurut BMKG, setidaknya ada dua penyebab panas terik di sebagian wilayah Indonesia:
1. Minim awan pada siang hari karena kondisi cuaca cerah
BMKG menyebut, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.
Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.
Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di selatan ekuator, masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini, sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.
Baca Juga: BMKG Ungkap Musim Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia Datang Lebih Lambat
2. Sinar Matahari di Indonesia lebih intens di beberapa wilayah
Pada akhir September 2023, kata BMKG, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens daripada wilayah lainnya.
Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.
Baca Juga: BMKG Ungkap Prakiraan Awal Musim Hujan di Indonesia Mulai September 2023, Bertahap hingga 2024
Akan tetapi, jelas BMKG, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi.
Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki dampak yang lebih besar terhadap kondisi suhu terik di beberapa wilayah Indonesia.
BMKG memprediksi fenomena panas terik masih berlangsung hingga periode Oktober 2023 karena cuaca cerah masih mendominasi.
Masyarakat pun diimbau agar menjaga stamina dengan mencukupi cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi, kelelahan, dan sebagainya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, BMkG