> >

5 Amalan yang Dilakukan Rasulullah di Malam Lailatul Qadar

Beranda islami | 26 Maret 2024, 21:30 WIB
Ilustrasi malam Lailatul Qadar, berikut ini merupakan 6 ciri malam Lailatul Qadar berdasarkan hadis Nabi (Sumber: Pixabay/mohammed_hassan)

JAKARTA, KOMPAS.TV Salah satu hal yang membuat menjadi bulan yang mulia, karena di dalamnya ada malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat mulia dan penuh dengan keberkahan dan kebaikan.

Bentuk kemuliaan malam Lailatul Qadar diterangkan dalam Al-Qur'an surah Al-Qadr dari ayat 3-5. Pada ayat tersebut, Lailatul Qadar disebut sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan.

Disampaikan juga bahwa para malaikat, termasuk malaikat Jibril, turun ke bumi untuk mengatur segala urusan atas seizin Tuhannya.

Baca Juga: [FULL] Rapat Perdana Menteri AHY Dicecar Komisi II DPR, Singgung Mafia Tanah hingga IKN

Kemudian pada ayat ke-5 juga dikatakan bahwasanya malam tersebut penuh dengan kesejahteraan hingga terbitnya fajar.

Melihat kemuliaan-kemuliaan malam Lailatul Qadar, tentunya seluruh umat muslim harus berusaha untuk menemukan dan menghidupkan malam tersebut.

Dikutip dari NU Online, malam Lailatul Qadar menurut madzhab Syafi’i bisa ditemukan pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Lantas, apa saja amalan Rasulullah SAW pada malam Lailatul Qadar atau pada 10 hari terakhir di bulan ramadhan? Berikut rinciannya:

1. Menghidupkan Malam

Tidak hanya pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah selalu menghidupkan Ramadan dari awal hingga akhir.

Diceritakan dalam sebuah hadis Shahih Muslim, istri Rasulullah SAW Aisyah, menyaksikan suaminya beribadah selama Ramadan hingga menjelang subuh.

Kemudian Rasulullah SAW juga pernah mengatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Ja'far Muhammad bin Ali. Rasulullah menyebut seorang muslim sehat yang berpuasa di siang hari kemudian malamnya mendirikan salat dengan runut, lalu mampu mengendalikan mata, kemudian menjaga kemaluan, mulut dan tangan, serta senantiasa mengikuti salat berjemaah, maka seorang muslim yang melakukan itu dianggap telah berpuasa selama satu bulan dan akan memperoleh kesempurnaan pahala serta menemukan Lailatul Qadar.

Kemudian mereka juga akan meraih suatu keberuntungan dari Allah SWT, Tuhan yang maha memperbaiki.

2. Membangunkan Keluarganya dan Salat Malam

Pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya untuk bersama-sama mendirikan salat malam.

Ini sesuai dengan hadis Nabi dari sahabat Abu Dzar yang isinya menjelaskan bahwa Rasulullah SAW dan keluarganya selalu bangun untuk salat pada malam 23, 25, 27, dan khususnya 29.

Rasulullah SAW menilai 10 malam terakhir sangatlah penting, sehingga selalu membangunkan keluarganya untuk beribadah dan mengharapkan Lailatul Qadar.

3. Menyambung Puasa

Pada suatu ketika Rasulullah SAW pernah menyambung puasanya hingga magrib besoknya tanpa berbuka. Puasa yang dilakukan Rasulullah ini (puasa wishal) disaksikan oleh Aisyah dan membenarkan bahwasanya Rasulullah menggabungkan satu buka dan sahur untuk dua hari berpuasa.

Menurutnya, Rasulullah melakukan itu demi untuk menjaga kekosongan perutnya agar lebih mudah untuk berkonsentrasi beribadah kepada Allah SWT.

Puasa wishal ini adalah kebiasaan Rasulullah yang bersifat khusus dan tidak disunahkan bagi umatnya. Rasulullah SAW bahkan melarang umatnya untuk melakukan puasa wishal.

4. Membersihkan Diri

Rasulullah SAW selalu lebih sering mandi dan membersihkan diri, merapikan pakaian dan memakai wewangian. Hal itu selalu dilakukan Rasulullah SAW pada 10 malam terakhir ketika menjelang waktu isya.

Semua itu dilakukan demi meraih malam Lailatul Qadar, karena dengan membersihkan diri memakai wewangian dan merapikan pakaian termasuk hal yang dianjurkan.

Baca Juga: Hasto PDIP Bilang Pemilu 2024 Hasil "Bansos Effect", Gerindra: Belum Move On, Narasi Nenek-Nenek

5. Membaca Doa

Setiap kali menghidupkan malam Lailatul Qadar, hendaklah membaca doa di bawah ini.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf menghapus kesalahan, maka maafkanlah aku, hapuslah dosa-dosaku.

Doa tersebut merupakan yang disarankan Rasulullah SAW untuk mengisi malam Lailatul Qadar saat istrinya Aisyah bertanya kepada suaminya.

Semoga kita bisa meneladani dan meniru tingkah laku Rasulullah SAW serta kelak kita mendapatkan syafaatnya.

 

 

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU