> >

Berikut Penjelasan Hukum Bayar Zakat Fitrah Pakai Sistem Online atau Transfer

Beranda islami | 26 Maret 2024, 04:05 WIB
Ilustrasi zakat. (Sumber: gramedia.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Zaman digital telah membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bertransaksi. Namun, apakah kemudahan tersebut juga dapat diterapkan dalam layanan zakat?

Pada bulan Ramadan, selain ibadah puasa, zakat fitrah menjadi amalan yang sangat dikenal di kalangan umat Islam. Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib bagi setiap jiwa Muslim, baik lelaki maupun perempuan, yang dilakukan pada bulan Ramadan. Amalan ini diharapkan dapat melengkapi ibadah selama bulan suci Ramadan.

Saat ini, membayar zakat fitrah tidak lagi memerlukan kunjungan langsung ke masjid sebagai tempat pengumpulan zakat. Melalui layanan online, Anda sudah dapat berpartisipasi dalam memberikan zakat fitrah.

Dengan segala kemudahan yang ada pada zaman sekarang, segala sesuatu dapat dilakukan dengan mudah melalui genggaman tangan. Hanya dengan menggunakan handphone, segala urusan rumit dapat terselesaikan dalam sekejap.

Bahkan, berbagai layanan online juga telah merambah ke dalam sistem pembayaran. Sehingga, tidak lagi diperlukan uang tunai dalam bentuk fisik. Berbagai fasilitas dalam sistem pembayaran online, seperti transfer bank, e-wallet, dan pemindaian menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), telah memudahkan proses pembayaran.

Dengan adanya sistem pembayaran non-tunai ini, kita tidak lagi diharuskan untuk bertemu secara langsung dalam melakukan transaksi.

Namun, bagaimana jika sistem pembayaran online digunakan untuk membayar zakat melalui transfer bank, e-wallet, dan pemindaian QRIS?

Menurut anggota Dewan Syariah Nasional MUI Oni Sahroni, pembayaran melalui QRIS adalah sah dan diperbolehkan.

Menurutnya, pembayaran melalui sistem ini memenuhi kriteria serah-terima non-fisik atau perpindahan kepemilikan.

Selain pembelian barang, Oni menegaskan bahwa transaksi muamalah seperti sedekah, infak, zakat, dan wakaf menggunakan QRIS juga diperbolehkan dalam Islam.

“Berinfak dan sedekah di masjid pakai QRIS bisa dilakukan. Kita mentransfer atau menyerahkan uang tersebut kepada mustahik melalui amil dengan kanal alat bayar QRIS."

"Dana di rekening ditarik melalui QRIS ke rekening/barcode yang dituju,” ujarnya, Jumat (14/3).

Menurutnya, transaksi seperti ini sudah memenuhi substansi perpindahan kepemilikan yang ditentukan dalam syariah.

“Ini sudah sesuai. Kalau bayar atau menunaikan zakat, infak, dan wakaf melalui QRIS, sudah terjadi perpindahan kepemilikan atau ‘intiqal milkiyah,” ucapnya.

Oni menambahkan, sedekah, infak, dan zakat tidak harus dilakukan dalam pertemuan fisik.

Kata Oni, penyerahan melalui metode transfer sudah sah.

“Ijab-kabul dengan mustahik/lembaga zakat resmi sebagai wakil mustahik itu tidak wajib. Yang wajib hanya niat,” ucapnya.

“Jadi kita berniat dalam menyengaja membuka mobile banking, menginput rekening yang dituju, tulis nominal."

"itu sesungguhnya sudah menunjukkan sudah berniat untuk bersedekah, sudah cukup. Jika diklik ‘oke’, gugur kewajiban sedekah atau zakat fitrah,” ucapnya.

Hukum Zakat Online

Sementara itu, mengutip dari baznas.go.id, membayar zakat online sama sahnya dengan membayar zakat secara langsung dan berjabat tangan dengan amil.

Yang terpenting adalah niat dari pembayar zakat dan dana tersebut sampai kepada penerima zakat.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV, Kompas.com, Tribun News


TERBARU