6 Niat Puasa Ramadan, Berikut Lafal Beserta Terjemahannya
Beranda islami | 10 Maret 2024, 19:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Di bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
Sebelum melaksanakan ibadah puasa, membaca niat puasa ramadan. Niat sangat penting karena merupakan salah satu rukun puasa.
Selain itu, bacaan niat juga menjadi pembeda antara satu ibadah dengan ibadah yang lain.
Niat puasa Ramadan harus dibaca pada malam hari sebelum puasa pada keesokan harinya, yaitu terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar.
Dalil yang menjelaskan niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari adalah sabda Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya: Siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i: 2293).
Baca Juga: Sidang Isbat 1 Ramadan 1445 H, Kemenag Masih Tunggu Posisi Hilal dari 134 Titik di Seluruh Indonesia
Niat Puasa Ramadan
Dilansir dari NU Online, berikut 6 bacaan niat puasa Ramadan yang bisa dibaca sebelum berpuasa.
1. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى .
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.
Kata “Ramadhana” merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah, sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.
2. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Lafal niat di atas terdapat dalam Kitab Asnal Mathalib.
Kata “Ramadhana” pada niat tersebut menjadi mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah, sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.
3. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.
Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya. Sementara kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".
Baca Juga: Jelang Sidang Isbat 1 Ramadan 1445 H, Ketua Falakiyah: Hilal Sulit Teramati di Merauke
4. نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhāna
Artinya: Aku berniat puasa bulan Ramadhan.
5. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna
Artinya: Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.
Lafal niat 4 dan 5 diambil dari Kitab I’anatut Thalibin.
6. نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
Artinya: Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.
Niat puasa Ramadan nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.
Baca Juga: Niat Mandi Puasa Ramadan, Berikut Bacaan Beserta Terjemahannya
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV