Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dan Bayar Utang Puasa Ramadan?
Beranda islami | 24 April 2023, 14:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Puasa Syawal merupakan salah satu puasa sunah yang dianjurkan untuk dilaksanakan usai bulan Ramadan dan setelah hari raya Idulfitri.
Umat Islam dapat melakukan puasa Syawal selama enam hari secara berturut-turut mulai 2-7 Syawal. Beberapa ulama berpendapat, puasa Syawal dapat diselang-seling selama masih di bulan Syawal.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa salah satu keutamaan puasa Syawal adalah seperti berpuasa selama setahun penuh.
Baca Juga: 6 Keutamaan Puasa Syawal, Dapat Pahala Puasa Satu Tahun hingga Menyempurnakan Ibadah
“Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.”
Hal ini membuat sebagian umat Islam tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk dapat menjalankan puasa Syawal. Lalu, apakah boleh menggabungkan puasa Syawal dan puasa untuk membayar utang puasa Ramadan?
Dilansir Tribunnews, Syekh Ali Jum’ah Muhammad dari Lembaga Fatwa Mesir mengatakan menggabungkan puasa Syawal dan puasa untuk membayar utang puasa Ramadan diperbolehkan oleh ulama-ulama fiqih.
Namun, pahala yang didapatkan tidak sesempurna seperti yang didapatkan oleh mereka yang tidak menggabungkannya.
Sementara itu, Imam As-Suyuthi dalam al-Asybah wa an-Nadhairi menyatakan seseorang yang mengganti utang puasa Ramadan di bulan Syawal dan menggabungkannya dengan niat puasa Syawal diperbolehkan dan akan mendapatkan pahala dari kedua puasa tersebut.
Baca Juga: Waktu yang Tepat untuk Puasa Syawal Tahun 1444 Hijriah, Simak Penjelasan dan Bacaan Niatnya
Senada, menurut kitab Al-Khatib As-Syarbini, Mughnil Muhtaj, I: 654, mereka yang membayar utang puasa Ramadan di bulan Syawal tetap memperoleh keutamaan puasa Syawal.
Niat Puasa Syawal
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati sittatin min syawâlin lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku niat puasa sunah Syawal di esok hari karena Allah SWT.”
Niat puasa Syawal dapat dilafalkan mulai masuk waktu Magrib hingga sebelum Zuhur, selagi belum makan dan minum apa-apa sejak terbit fajar di hari berpuasa itu.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Tribunnews