Menuntut Ilmu Tanpa Kehadiran Guru
Beranda islami | 31 Desember 2020, 21:11 WIBSedangkan cara kedua membuat ilmu lebih cepat meresap dan dikuasai serta mengurangi risiko pemahaman yang keliru, kedangkalan ilmu atau karena sebab lainnya.
Belajar melalui seorang guru, juga memungkinkan terjadinya interaksi yang membuat guru dan murid berdiskusi sehingga terbuka pemahaman ilmu yang lebih baik dan memudahkan murid meraih kesimpulan serta menyaksikan langsung pendapat terkuat serta pendapat yang lemah.
Dalam sebuah cerita di gambarkan pengaruh buruk yang ditimbulkan dari upaya belajar tanpa memiliki guru.
Di kisahkan mengenai Tuma al-Hakim seorang tabib yang menjadi simbol kebodohan pada masa itu.
Sepeninggal kematian Ayahnya yang seorang dokter. ia mewarisi banyak buku kedokteran milik orang tuanya itu.
Ia pun larut dalam kesibukan membaca serta menelaah buku-buku tersebut, dan disitu ia membaca kalimat sebuah hadist pada sebuah buku yang berbunyi :
"Habbatusauda (jintan hitam) adalah obat untuk segala penyakit." (HR. Bukhari).
Namun karena kitab yang ia baca telah usang atau mengalami kesalahan tulis, sehingga satu titik huruf ba menjadi dua titik, jadilah dia baca:
yang artinya adalah "Ular hitam adalah obat untuk segala penyakit."
Dalam satu riwayat, akhirnya ia meninggal dunia karena digigit ular hitam saat pergi mencarinya untuk obat, sedangkan dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ia menyebabkan kematian banyak orang karena memberi mereka obat yang terbuat dari olahan ular hitam.
Contoh kisah di atas menunjukkan bahwa betapa bahayanya jika seseorang menelaah suatu ilmu tanpa seorang guru yang berpengalaman. Bukan hanya menimbulkan kesesatan bagi diri sendiri, tapi juga menyebabkan kesesatan bagi orang lain.
Penulis : Agung-Pribadi
Sumber : Kompas TV