> >

Tantang Polisi, Anggota DPRD Medan: Mana Virus Corona Biar Kutelan!

Berita daerah | 31 Maret 2020, 16:36 WIB
Virus Corona (Sumber: grid.id)

MEDAN, KOMPAS TV - Seorang anggota DPRD Kota Medan, Edi Saputra, terlibat cekcok dengan polisi.

Cekcok itu terjadi jelang pemakaman jenazah rekan Edi berinisial SA, yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19. Peristiwa itu lantas menjadi viral di media sosial.

Kejadian tersebut terjadi pada Senin (30/3/2020). Berawal ketika Edi Saputra ingin masuk ke rumah duka di Jalan Air Bersih Medan, Sumatera Utara.

Edi ketika itu merasa keberatan dengan prosedur penanganan jenazah pasien PDP Covid-19 yang dijalankan polisi. Menurutnya, prosedur tersebut salah.

Rekan Edi berinisial SA diketahui meninggal pada Senin (30/3/2020) di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Madani Medan.

Baca Juga: Ketika Warga Ngotot Gelar Hajatan karena Meyakini Covid-19 Tak akan Sampai Pegunungan

"Tadi pak Kapoltabes sudah menelpon saya. Bukan Abang, cara Abang itu salah. Nanti Abang kutuntut. Enggak ada prosedurnya begitu," katanya kepada polisi di depannya.

Setelah itu, muncul suara seseorang dalam video yang mencoba menenangkan Edi, dan mengatakan bahwa yang dijalankan polisi itu adalah prosedur.  Hal itu berdasarkan perintah Kapolrestabes Medan.

"Perintah dan prosedur itu beda," kata Edi.

Polisi tersebut lantas menjelaskan, dirinya berkomunikasi dengan Kapolrestabes dan menyampaikan agar warga tidak keluar dari gang. Nantinya akan ada dari tim kesehatan yang menjemput.

Namun demikian, Edi tidak mempedulikan imbauan itu. "Aku aja tak takut mati. Kalau mati, mati nyah tu. Tembak aja kami biar mati," kata Edi.

Tak hanya kepada polisi dia terlihat meluapkan amarahnya. Seorang pria berseragam coklat dan berpeci pun ditunjuk-tunjuk oleh Edi.

Baca Juga: Tegal dan Medan Mulai Batasi Akses Cegah Penularan Virus Corona

"Bukan kau pun nanti kupanggil kau nanti," kata Edi sambil berlalu setelah dirangkul dengan rekannya berkaos merah.

Dalam video berdurasi 6 menit 33 detik yang diunggah di Instagram Tribunmedandaily itu, Edi diikuti juga oleh 3 orang berbaju loreng coklat.

Baru beberapa langkah, terdengar seseorang menyebut kata 'positif’. Edi yang mendengar hal itu pun langsung berbalik.

"Siapa yang bilang positif. Kalian aja yang di sini buat kaco. Ada alat tes," katanya.

Lebih lanjut, Edi mengatakan, dirinya adalah anggota DPR dan tak takut mati. "Kami aja anggota DPR nggak takut mati bang. Jabatanku kutarokkan ni. Bukan gitu. Terlalu berlebihan kalian," ujar Edi.

Masih terus berbicara dengan suara keras, Edi menuturkan seseorang bisa mati bukan hanya karena virus corona atau Covid-19. 

Menurutnya, tidak perlu berlebihan dan tidak semestinya seperti tidak beragama karena orang berdiri atau tidur pun orang bisa mati.

Baca Juga: Bupati Garut Ungkap 1 Warganya Positif Covid-19, Ternyata Pemudik dari Jakarta

"Posisi berdiri pun bisa mati. Kalau mati bang, kan aku yang mati. Anggota DPR aku bang, nggak takut aku mati. Kutelan pun virus itu," katanya.

"Aku anggota DPR tak takut mati aku bang. Dijamin negara aku. Mana virusnya biar kutelan sekarang. Mana Corona itu biar kutelan, mana."

Tak cukup dengan terus mengatakan dirinya sebagai anggota DPR tak takut mati, dia berjalan dan meminta dirinya ditembak mati.

"Orang sudah sedih, sudah stres, kalian tambahi yang nggak-nggak," katanya.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU