Bupati Sidoarjo Ikut Makamkan Pasien Covid-19 yang Meninggal, Begini Klarifikasinya
Berita daerah | 26 Maret 2020, 18:28 WIBSIDOARJO, KOMPAS TV - Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, mengunggah proses pemakaman warganya yang meninggal akibat Covid-19 pada Kamis (26/3/2020) pagi melalui akun Facebook bernama Nur Ahmad Syaifuddin.
Video tersebut akhinrya viral. Hingga pukul 16.40 WIB, video berdurasi lebih dari 3 menit itu sudah dilihat 6.341 kali, 203 kali dibagikan, dan menuai 119 komentar.
Dalam video itu, Nur Ahmad Syaifuddin ikut terlibat dalam proses penguburan bersama 4 orang lainnya dengan mengenakan alat pelindung diri atau APD.
Baca Juga: 15 Pasien Positif Corona di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Tetapkan Status Darurat Bencana Covid-19
Penguburan dilakukan pagi buta sekitar pukul 03.40 WIB dengan bantuan penerangan lampu mobil di sebuah kompleks pemakaman di Desa Praloyo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Dalam keterangan di video tersebut, Nur Ahmad Syaifuddin menyebut jika pasien positif Covid-19 yang meninggal itu merupakan pasien asal Kota Surabaya. Namun dirawat dan berdomisili di Sidoarjo.
"Sejak beliau dinyatakan meninggal kemarin malam, kami menghubungi Dinkes Surabaya, dan dikarenakan waktu yang terlalu malam, mereka belum siap menangani. Sedangkan pasien Covid-19 sebelum 4 jam harus sudah dikuburkan, akhirnya kami putuskan jenazah dimakamkan di Sidoarjo," tulisnya.
Saat dikonfirmasi, Nur Ahmad Syaifuddin menjelaskan, jika korban Covid-19 yang meninggal sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kecamatan Waru Sidoarjo.
"Korban meninggal sekitar pukul 7 malam," seperti dikutip dari Kompas.com pada Kamis (26/3/2020).
Baca Juga: Risma Tanggapi Surabaya Jadi Zona Merah Sebaran Covid-19: Memang, karena PDIP
Dia mengungkap alasan dirinya sampai ikut pemakaman korban Covid-19, karena ingin memastikan jika penguburan sesuai standar keamanan dan SOP pemakaman korban Covid-19.
"Jadi warga tidak perlu takut, semua sesuai SOP," ujar Nur Ahmad.
Adapun jumlah pasien postif terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Timur tidak bertambah hingga Rabu (25/3/2020). Namun, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terus bertambah.
Jumlha ODP bertambah dari 2.003 orang menjadi 2.542 orang. Sementara PDP bertambah dari 142 orang menjadi 190 orang.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV