> >

Belajar Berpikir dari Garis Mahir

Berita daerah | 28 Januari 2020, 19:00 WIB
Pameran pendidikan Garis Mahir di Omah Petroek, Kaliurang, Yogyakarta, 11 Januari sampai 1 Februari 2020 (Sumber: Rumah Perubahan Rhenald Kasali)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Rumah Perubahan Rhenald Kasali berkolaborasi dengan Yayasan Tegar menyelenggarakan pameran pendidikan bertajuk Garis Mahir di Omah Petroek, Kaliurang, Yogyakarta, 11 Januari sampai 1 Februari 2020.

Baca Juga: Peringatan Hari Juang, TNI AD Gelar Pameran Alutsista

Seperti dikutip dari rilis yang diterima redaksi Kompas.TV hari ini (28/1/2020), pameran pendidikan ini mengusung tema tentang tahapan belajar yang dijalani setiap orang, mulai dari anak-anak hingga umur 18 tahun. 

Tahapan berpikir itu menentukan kemahiran seorang anak dalam menghadapi berbagai kompleksitas kehidupan di masa depan.

Tak sedikit pemimpin dan pengusaha sukses yang menginspirasi banyak orang, walaupun mereka tak memiliki track record akademik yang cemerlang.

Coba tengok di dunia internasional, setidaknya ada Bill Gates dan Mark Zuckerberg yang tak menyelesaikan kuliahnya. 

Di Indonesia kita bisa menjumpai banyak pengusaha dan pemimpin yang bukan lulusan perguruan tinggi bonafide. 

Mereka hanya lulus SMP, SMA, bahkan ada yang hanya lulusan SD. 

Tetapi orang-orang itu telah menjalani proses belajar secara paripurna. 

Proses belajar yang tak hanya mengasah aspek kognisi, namun juga membangun karakter.

Membangun karakter itu meliputi keteguhan (self-discipline), berpikir untuk maju dan berkembang (growth mindset), inovatif (creative thinking), tajam (critical thinking), bernyali besar (risk taker), taktis (power of simplicity), dan memiliki tujuan (play to win).

Tahapan-tahapan belajar itulah yang dihadirkan dalam pameran Garis Mahir.

Di sana, pengunjung diajak menyusuri garis imajiner sebagai proses perjalanan berpikir yang dimulai dari anak-anak hingga usia 18 tahun.

Pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali menjelaskan bahwa proses belajar paripurna membantu anak-anak mencapai kematangan karakter. 

“Anak-anak juga mahir menghadapi kehidupan karena karakter mereka telah terbangun,” ujar Rhenald, yang juga Guru Besar FEB UI.

Baca Juga: Menggelar Pameran Produk Unik, Reaksi Kawula Muda Medan Cukup Besar

Karena itu, bagi pendidik yang hendak mengunjungi pameran tersebut akan paham tahapan belajar yang seharusnya dilalui anak-anak didiknya.

Di sana pula, tak sekadar menampilkan foto-foto. 

Tapi dapat pula melihat berbagai lukisan dibuat anak-anak yang mencerminkan tingkatan berpikirnya. 

Sarana belajar seperti balok-balok kayu menjadi media pembelajaran mengembangkan pemahaman regulasi diri.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU