Kapan Musim Kemarau Jawa Timur 2025? Ini Prediksi BMKG
Jawa timur | 21 Maret 2025, 22:29 WIB
SURABAYA KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur membagikan prediksi musim kemarau di Jatim 2025.
Dalam siaran persnya, Kamis (20/3/2025), pihak BMKG mengatakan, fenomena La Nina di Samudera Pasifik telah bertransisi menuju fase ENSO Netral, Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada pada fase Netral.
Kedua fenomena tersebut (ENSO dan IOD), kata pihak BMKG, diprediksi akan tetap berada pada fase Netral sepanjang periode musim kemarau 2025.
Awal Musim Kemarau Jawa Timur 2025
BMKG memprediksi musim kemarau Jawa Timur akan terjadi mulai Maret, April, Mei, dan Juli 2025.
Baca Juga: Ratusan Kios di Pasar Jumaah Purwakarta Ludes Terbakar
Sebanyak 38 ZOM (51,4 %) diprediksi memasuki musim kemarau 2025 pada bulan Mei 2025, 30 ZOM (44,6 %) pada bulan April 2025, 2 ZOM (2,7 %) pada bulan Maret 2025 dan 1 ZOM (1,4 %) pada bulan Juni 2025.
ZOM 338 (bagian utara Bangkalan) dan ZOM 346 (bagian timur Sumenep) diprediksi memasuki musim kemarau paling awal pada dasarian III bulan Maret 2025.
ZOM 313 (bagian tenggara Kabupaten Malang dan bagian barat daya Lumajang) diprediksi paling akhir memasuki musim kemarau pada dasarian I bulan Juni 2025.
Adapun puncak musim kemarau 2025 Jawa Timur diprediksi dominan terjadi pada bulan Agustus 2025.
Dalam hal ini, BMKG memberikan sejumlah rekomendasi untuk sektor perkebunan hingga sumber daya air.
Berikut rekomendasi BMKG.
Baca Juga: Dugaan Setoran Uang Judi di Balik Penembakan Polisi, Guru Besar Ubhara: Hanya Pengalihan Isu
- Sektor Pangan dan Perkebunan : Melakukan penyesuaian jadwal tanam dan penyesuaian komoditi di wilayah yang diprediksi mengalami kemarau lebih awal atau lebih lambat.
- Sektor Kebencanaan : Mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau dengan curah hujan di bawah normal dan secara klimatologis cenderung memiliki curah hujan rendah.
- Sektor Lingkungan : Mengantisipasi memburuknya kualitas udara dan potensi terjadinya gangguan Kenyamanan akibat fenomena udara panas dan lembab selama periode musim kemarau.
- Sektor Energi : Menghemat dan mengelola pasokan air secara efisien untuk menjaga keberlanjutan operasi PLTA, irigasi dan pemenuhan kebutuhan air baku terutama di wilayah dengan musim kemarau bawah normal atau lebih panjang dari normalnya.
- Sektor Sumber Daya Air : Mengoptimalkan sumber air alternatif dan memastikan distribusi air yang efektif untuk menjaga ketersediaan air bagi kebutuhan masyarakat selama periode musim kemarau.
- BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dampak musim kemarau yang dapat memicu kekeringan.
Aksi dini BMKG melalui OMC (Operasi Modifikasi Cuaca) untuk mengisi waduk dan menjaga ketersediaan air, dengan tetap memperhatikan kondisi sektor perkebunan dan garam rakyat yang memasuki masa panen.
Penulis : Dian Nita Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV