> >

Remaja Perempuan di Bogor Alami Perubahan Jenis Kelamin, Keluarga Harapkan Bantuan Pemerintah

Jabodetabek | 12 Desember 2024, 08:47 WIB
Remaja perempuan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, TAP (15), mengalami perubahan jenis kelamin dan dinyatakan sebagai laki-laki. (Sumber: Tribunbogor.com/Rahmat Hidayat)

BOGOR, KOMPAS.TV - Orang tua remaja perempuan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, TAP (15), mengatakan putrinya mengalami perubahan jenis kelamin dan dinyatakan sebagai laki-laki.

Mengutip pemberitaan Tribunnews.com, Kamis (12/12/2024), Sukarsih selaku ibu kandung TAP, mengaku terkejut dengan perubahan itu. Menurutnya, sejak lahir hingga remaja, TAP dikenal sebagai perempuan.

Ia menyebut dirinya mengetahui perubahan kelamin sang anak pada 23 Oktober 2024 lalu, seusai membawa anaknya ke puskesmas.

"Saya ajak periksa ke puskesmas dan dia mau. Kata dokter, 'Ini sudah laki-laki, Bu,'" kata Sukarsih dijumpai TribunnewsBogor.com di kediaman keluarganya di Curug, Selasa (10/12/2024).

Baca Juga: Seorang Bocah Dengan Kelamin Ganda Butuh Bantuan

“Kaget saya. Karena memang ya dari lahir itu perempuan. Saya juga langsung tanya ke dukun beranak tempat anak saya dilahirkan. Katanya memang perempuan,” tambahnya.

Meski demikian, ia mengakui sang anak yang lahir pada 2010 lalu memang memiliki sikap seperti laki-laki atau tomboy sejak kecil. Bahkan TAP sering bermain dengan teman-teman laki-lakinya.

“Main bola malah sama temen-temennya yang cowok,” tambahnya.

Untuk meyakinkan penjelasan pihak puskemas, ia pun membawa anaknya ke beberapa rumah sakit, termasuk RS Medika, RS Cibinong, hingga akhirnya ke RS Fatmawati, untuk menjalani proses lebih lanjut.

Saat ini, TAP sedang menempuh serangkaian prosedur untuk menyempurnakan perubahan jenis kelaminnya, yang diperkirakan membutuhkan tiga kali operasi.

Namun, pihak keluarga mengaku memiliki keterbatasan biaya.

"Cek kromosom itu biayanya hampir Rp8,5 juta. Kalau pakai BPJS, prosesnya lama, sekitar dua bulan, sedangkan anak saya ingin segera operasi karena prosesnya bertahap," jelas Sukarsih.

Agar prosesnya tidak terhambat, TAP yang duduk di bangku kelas 9 SMP ini menunda sekolahnya.

Baca Juga: Bocah 10 Tahun Berkelamin Ganda di Gorontalo Butuh Bantuan Biaya

"Guru-gurunya sudah datang ke rumah dan memaklumi kondisi ini. Kami khawatir kalau teman-teman sekolahnya tahu, akan ada bully-an, jadi sementara sekolahnya ditunda dulu," ucapnya.

"Kami hanya berharap ada bantuan dari pemerintah agar operasi ini bisa segera dijalankan," harap Sukarsih.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU