Usut Pembunuhan Siswi Madrasah Banyuwangi, Kapolresta Berkantor di Polsek
Jawa timur | 19 November 2024, 11:54 WIBKALIBARU, KOMPAS.TV – Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, turut berkantor di Mapolsek Kalibaru, untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan siswi madrasah di tempat itu.
Mengutip pemberitaan Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Selasa (19/11/2024), Rama menyebut Polsek Kalibaru menjadi posko dan kantor untuk koordinasi dalam mengungkap kasus itu.
Salah satu alasan dijadikannya mapolsek tersebut sebagai posko adalah jarak yang cukup jauh antara Mapolresta Banyuwangi dengan tempat kejadian perkara (TKP).
“Polsek itu kita jadikan posko, kantor, untuk proses koordinasi, proses pemeriksaan, termasuk pemeriksaan saksi, karena jarak tempuh dari polresta ke sana lumayan jauh, hampir dua jam,” ucapnya.
Baca Juga: Rangkuman 3 Berita Populer, Pembunuhan Siswi SD Banyuwangi hingga Pembacokan Saksi Pilkada
“Termasuk saya pun berkantor di sana juga,” imbuhnya.
Mengutip laporan jurnalis Kompas TV Dwi Rendra Farandika, salah satu kesulitan dalam mengungkap kasus ini adalah minimnya saksi yang mengetahui peristiwa itu.
Saat ini, Polresta Banyuwangi sudah membuka posko pengaduan atau laporan di Polsek Kalibaru.
Langkah itu dilakukan karena jarak dari Mapolresta Banyuwangi ke TKP cukup jauh, sekitar 1,5 hingga 2 jam perjalanan.
Berdasarkan keterangan polisi, menurut dia, Polresta Banyuwangi telah memeriksa 17 saksi, meliputi keluarga terdekat korban dan guru.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswi kelas I madrasah ibtidaiyah (MI) atau setingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi korban pembunuhan dan dugaan kekerasan seksual.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (13/11/2024). Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kalibaru Iptu Yaman Adinata menyebut peristiwa itu terungkap saat orang tua korban curiga korban tak kunjung pulang setelah lewat jam usai sekolah.
Baca Juga: Update! Kasus Pembunuhan Anak Perempuan 7 Tahun di Banyuwangi, Polisi Periksa 17 Saksi-Kejar Buron
Menurut dia, korban biasanya telah sampai di rumah pada jam tersebut. Namun saat itu, korban tak kunjung tiba.
Orang tua korban pun menghubungi guru sekolah, namun guru sekolah mengatakan korban telah meninggalkan sekolah sejak jam sekolah berakhir.
"Setelah itu, orang tua dan guru mencari keberadaan korban bersama-sama," kata Yaman.
Mereka menemukan korban tergeletak dengan posisi telentang di area kebun, sekitar 200 meter dari rumahnya.
Akibat peristiwa itu, sang ibu, SA, mengurung diri. Mengutip dari pemberitaan Tribunjatim-timur.com, Kamis (14/11/2024), kakek korban yang berinisial S menyebut SA sulit diajak berkomunikasi sejak peristiwa itu.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV