> >

Saat Para Peternak Boyolali Buang 50.000 Liter Susu, Imbas Produk Impor hingga Tak Terserap Pasar

Jawa tengah dan diy | 10 November 2024, 12:25 WIB
Para peternak mandi susu sebagai bentuk protes terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS) di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024) (Sumber: Labib Zamani/Kompas.com)

BOYOLALI, KOMPAS.TV - Massa peternak sapi perah di Boyolali, Jawa Tengah menggelar aksi buang susu hingga mandi susu untuk memprotes pembatasan kuota susu lokal yang masuk ke pabrik atau industri pengolahan susu (IPS).

Demonstran peternak menggelar aksi membuang 50.000 liter susu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Boyolali.

Para peternak juga membagikan 1.000 liter susu gratis kepada warga, termasuk mereka juga melakukan aksi mandi susu di kawasan Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Sabtu (9/11/2024).

Baca Juga: Terancam Gulung Tikar, Ini Kata Pemilik Pengepul Susu Boyolali Usai Rekening Diblokir Kantor Pajak

Koordinator peternak, Sriyono Bonggol menyatakan bahwa pihaknya memprotes kebijakan pemerintah membatasi kuota susu lokal yang masuk ke IPS. Menurutnya, pembatasan ini membuat banyak susu Boyolali yang tidak terserap pasar sehingga terbuang.

"Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita," kata Sriyono Bonggol.

Sriyono mengungkapkan bahwa pembatasan IPS ini membuat ribuan liter susu peternak Boyolali terbuang sia-sia. Sebagian besar susu hanya menumpuk di tempat usaha dagang (UD) atau koperasi.

Peternak Boyolali menduga kebijakan pembatasan kuota IPS ini diakibatkan kuota impor susu dari luar negeri. Sriyono menyebut susu impor memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan susu dalam negeri, sedangkan produk susu lokal baru sekitar 20 persen.

"Harusnya meskipun pasar sesepi apa pun produksi lokal kita terserap semua. Seandainya pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal kita. Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi ini," ungkapnya dikutip Kompas.com.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali Lusia Dyah Suciati membenarkan bahwa serapan susu peternak lokal terpengaruh oleh pembatasan kuota IPS. Menurutnya, terdapat sekitar 30.000 liter susu peternak Boyolali yang tidak terserap.

"Produksi susu di Boyolali setiap hari mencapai 140.000 liter. Tetapi, sejak adanya pembatasan kuota dari IPS, hanya 110.000 liter yang terserap," sambungnya.

Lusia pun berjanji pihaknya akan mempertemukan peternak dengan BUMN pangan untuk menyelesaikan permasalahan peternak sapi perah di Boyolali.

Protes pembatasan susu lokal yang masuk IPS tidak hanya berdampak ke peternak di Boyolali. Pada Sabtu (9/11), pemasok susu lokal di Pasuruan, Jawa Timur juga menggelar aksi buang susu.

Aksi ini dilakukan oleh PT Nawasena Satya Perkasa (NSP) dan sejumlah pemasok susu lain. Aksi ini memprotes kebijakan pembatasan kuota susu lokal yang masuk ke IPS.

Direktur PT NSP Bayu Aji Handayanto menyebut pihaknya membuang 160 ton susu sebagai bentuk protes. Menurutnya, pembatasan IPS membuat kiriman susu dari pemasok lokal berkurang dari 70 ton per hari menjadi 40 ton per hari. Kebijakan ini disebutnya berdampak ke banyak peternak sapi perah di Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Awalnya pembatasan itu kami rasakan di dua pabrik di Jawa Timur, tetapi ketika kami mengirim ke wilayah Jawa Barat, ternyata juga ada pembatasan," kata Bayu.

Baca Juga: Daftar 5 Bandara di NTT Ini Tutup Sementara Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU