> >

Koban Terdampak Erupsi Lewotobi Bakal Direlokasi, Dapat Dana Tunggu Hunian Rp500 Ribu selama 6 Bulan

Bali nusa tenggara | 7 November 2024, 13:36 WIB
Kondisi rumah yang hancur akibat tertimpa batu panas dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Klatanlo, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (6/11/2024). (Sumber: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.)

FLORES TIMUR, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yakni yang tinggal dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi.

Kepala BNPB Suharyanto menyebut saat ini pihaknya tengah mendata warga-warga yang akan direlokasi.

"Kami pastikan dalam radius aman tujuh kilometer ini betul-betul tidak ada aktivitas manusia di situ sehingga harus direlokasi. Ini sudah mulai dilaksanakan pendataan," kata Suharyanto dalam konferensi pers, Kamuis (7/11/2024).

Selain itu, pihaknya, lanjut ia juga sedang menentukan tempat yang bisa digunakan untuk lokasi relokasi.

"Ada beberapa aset tanah milik Pemerintah Daerah (Pemda) ataupun milik masyarakat, tentu saja ini perlu tindak lanjut rapat tingkat menteri. Nanti kami minta rapat tingkat menteri yang dipimpin bapak Menko PMK (Pratikno)," ujarnya.

"Sehingga nanti kementerian terkait, biasanya kalau berkaca pengalaman bencana erupsi di tempat lain, BNPB bekerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat untuk membangun rumah masyarakat yang terdampak bencana yang harus direlokasi," katanya.

Meski demikian, ia mengatakan relokasi tersebut membutuhkan waktu. Ia menargetkan relokasi selesai dalam waktu enam bulan.

Baca Juga: Kondisi Korban Kritis akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Sudah Membaik, Kaki Kiri Diamputasi

Lebih lanjut, Suharyanto menuturkan bagi para warga yang direlokasi akan diberi bantuan berupa dana tunggu hunian (DTH) sebesar Rp 500 ribu per kepala keluarga (KK) setiap bulan selama enam bulan.

"Mereka ini mempunyai hak namanya dana tunggu hunian, selama menunggu rumah yang dibangun pemerintah selesai. Kami targetkan enam bulan selesai, sehingga dana tunggu huniannya Rp500 ribu kali enam bulan, (total) Rp3 juta per kepala kerluarga (KK)," ucapnya.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU