> >

PVMBG Naikkan Status Gunung Iya NTT ke Level Siaga, Potensi Erupsi Mengancam

Bali nusa tenggara | 6 November 2024, 07:34 WIB
Gunung Iya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur statusnya meningkat menjadi Level III atau Siaga per 5 November 2024 oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (Sumber: Tribunnews)

ENDE, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Iya yang berlokasi di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Level III (Siaga). Peningkatan status dari Level II (Waspada) ini mulai diberlakukan pada Selasa (5/11/2024) pukul 18.00 WITA.

Dilansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, status siaga ditetapkan untuk gunung berapi yang menunjukkan peningkatan aktivitas seismik signifikan, perubahan visual, atau aktivitas di kawah yang meningkat.

Pada tahap ini, peningkatan aktivitas gunung berapi biasanya mengarah pada potensi letusan.

Berdasarkan pengamatan visual maupun instrumental, tanda-tanda peningkatan aktivitas yang semakin jelas terdeteksi dan dapat mencakup erupsi yang berisiko mengancam area sekitar pusat erupsi.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengungkapkan bahwa peningkatan status gunung yang terletak di bagian tengah Pulau Flores ini didasari oleh peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan sejak awal Oktober hingga 4 November 2024, tercatat beberapa aktivitas kegempaan yang mengkhawatirkan. Data menunjukkan terjadi 28 kali gempa tremor harmonik, 77 gempa tremor non-harmonik, dan 173 gempa vulkanik dalam.

"Ini menunjukkan tekanan magma yang semakin kuat dan bisa memicu erupsi kapan saja," tegas Muhammad Wafid dikutip dari Antara, Rabu (6/11).

Baca Juga: Gunung Lewotobi Erupsi, BNPB: Status awas, Hindari Radius 7 Km dari Gunung

Tren peningkatan aktivitas vulkanik ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak Agustus 2024, ditandai dengan meningkatnya frekuensi gempa vulkanik dalam yang mengindikasikan adanya tekanan kuat akibat pergerakan magma menuju permukaan.

Situasi semakin intensif sejak 16 Oktober 2024 dengan meningkatnya aktivitas gempa dangkal.

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU