> >

Saudara Kembar Wanita Korban Pembunuhan dan Mutilasi di Muara Baru Kenang Masa Kecil Mereka

Jabodetabek | 2 November 2024, 21:59 WIB
Kolase foto Santi Hardiyani (40) saudari kembar SH (40), wanita korban pembunuhan dan mutilasi yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di Muara Baru. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV  -  SH (40), korban pembunuhan disertai mutilasi yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di sekitar dermaga Muara baru, Jakarta Utara, ternyata memiliki seorang saudari kembar.

Diketahui, jasad SH ditemukan oleh warga pada Selasa (29/10/2024), sementara potongan kepalanya ditemukan di Jalan Inspeksi Waduk Pluit, Jakarta Utara, pada Rabu (30/10/2024) dinihari.

Mengutip pemberitaan Tribunnews.com, Sabtu (2/11), tempat tinggal korban berupa kontrakan petak yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah orang tuanya, di Kampung Babakan, RT 03 RW 004, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten.

Saat mendatangi rumah tersebut pada Jumat (1/11/2024), ada bendera kuning yang diikat pada sebuah tiang bambu menggunakan seutas tali di gang.

Baca Juga: Pemutilasi Mayat di Muara Baru Melawan saat Ditangkap, Polisi Berikan Tindakan Tegas dan Terukur

Bendera kuning juga tampak di depan pagar rumah orang tua Sinta yang berwarna hitam, yang merupakan rumah duka, tempat keluarga, sanak-saudara dan tetangga berdatangan.

Ni’am, ayah korban, terlihat murung. Ia tampak gelisah menunggu kedatangan jasad putri sulungnya.

Kegelisahan itu tercermin dari gerak-geriknya yang berpindah-pindah posisi dari duduk di bangku plastik tersebut ke beberapa sudut rumah, hingga membaringkan diri di teras rumah yang lebih mirip seperti pendopo.

Di salah satu kursi duduk seorang perempuan yang wajahnya mirip dengan korban. Dia adalah kembarannya, yakni Santi Handiyani (40).

Santi mengaku dirinya dan korban merupakan saudara kembar dari enam bersaudara. Mereka lahir di Babakan, Kabupaten Tangerang, pada April 1984 lalu.

"Ya, saya dan Sinta anak kembar," ujar Santi.

Ia mengaku belum percaya saudara kembarnya meninggal dengan tragis yakni dimutilsasi oleh pelaku bernama Fauza Fahmi.

"Saya sebelum dengar namanya, enggak mungkin. Pas polisi nyebut namanya baru kaget, 'masa sih'," tutur wanita berkerudung itu.

Santi kemudian memperlihatkan sebuah foto yang menjadi kenangannya bersama Sinta semasa hidupnya.

Dalam foto tersebut terlihat keduanya mengenakan gamis dan kerudung seragam berwarna merah muda. Sinta tampak merangkul sang adik. Keduanya tersenyum dalam foto mode portrait tersebut.

Meski keduanya merupakan saudara kembar, namun mereka tinggal terpisah saat masih kanak-kanak. Korban tinggal di rumah orang tua mereka di Kabupaten Tangerang, dan Santi tinggal di kediaman neneknya, di Jakarta.

Keduanya tinggal terpisah karena alasan ekonomi orang tuanya. Meski demikian, sebagai kakak dan adik, mereka tetap selalu main berdua.

"Paling kalau saya lagi libur sekolah, saya dijemput orang tua saya buat ke sini," ujar Santi.

Namun, saat keduanya sudah sama-sama menikah, mereka tak terlalu sering bertemu seperti dulu. Terlebih, jarak tempat tinggal mereka juga jauh.

Sebelumnya, Kompas.tv memberitakan, polisi telah menangkap Fauzan Fahmi (43), tersangka pembunuhan dan mutilasi SH (40), wanita yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di Muara Baru, Jakarta Utara mengaku gelap mata saat menggorok korban.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Sabtu (2/11/2024), pengakuan Fauzan tersebut disampaikan saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Polda Metro Jaya.

Momen ini diungkapkan polisi melalui akun Instagram @jatanraspoldametrojaya.

“Saya juga enggak tahu, Pak. Saya juga waktu menggorok itu enggak melihat apa-apa saya itu, saking emosi saja kali,” jelasnya.

Baca Juga: Soal Jarak Lokasi Kepala dan Badan Mayat di Jakut, Kriminolog Duga Tujuan Pelaku untuk Intimidasi

Dijelaskan, Fauzan membunuh korban dengan cara mencekik leher SH dari belakang. Motif Fauzan membunuh korban adalah sakit hati, karena SH menghina istri dan orang tuanya.

“Sakit hati, Pak. Korban merendahkan istri saya, ibu saya. Korban ngucapin istri saya pelacur, orang tua saya pelacur,” imbuhnya.

Fauzan mengaku bahwa beberapa tahun lalu dirinya pernah menikah secara siri dengan korban. Namun pernikahan itu kandas.

“Sudah lama juga enggak ada hubungan, enggak ada kontak. Pas hari Minggu itu ada kontak, dia butuh ikan,” imbuhnya.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : tribunnews.com


TERBARU