Peringatan Dini BMKG, Waspada Gelombang Tinggi di Labuan Bajo
Bali nusa tenggara | 23 Oktober 2024, 20:43 WIBLABUAN BAJO, KOMPAS.TV - Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan penting bagi masyarakat, nelayan, serta pelaku pariwisata yang beraktivitas di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Peringatan ini disampaikan karena adanya potensi gelombang laut tinggi yang bisa membahayakan kegiatan pelayaran dan wisata di wilayah tersebut.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran menjelaskan, radar maritim BMKG yang terpasang di utara Kepulauan Komodo telah mendeteksi peningkatan kecepatan arus laut.
Pada pagi hari, kecepatan arus berada dalam kategori sedang, berkisar antara 0,25 hingga 0,50 meter per detik.
Namun pada siang hingga sore hari, kecepatan tersebut meningkat menjadi 0,50 hingga 1 meter per detik.
Maria Patricia menekankan, potensi gelombang tinggi ini menjadi ancaman serius bagi pelayaran, terutama bagi kapal-kapal kecil dan kegiatan wisata seperti menyelam.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT BNI Life: Usia Maksimal 35 Tahun, Ini Link Pendaftarannya
"Berdasarkan pantauan melalui radar maritim BMKG yang terpasang di perairan utara Kepulauan Komodo, data kecepatan arus laut menunjukkan kategori sedang berkisar 0,25–0,50 m/s pada pagi hari dan meningkat pada siang hingga sore hari dengan kecepatan 0,50-1 m/s," kata Maria Patricia Christin Seran yang dihubungi di Labuan Bajo, Rabu (23/10/2024).
"Kami juga mengimbau masyarakat dan pelaku kegiatan maritim untuk selalu memantau informasi terkini mengenai cuaca dan kondisi laut dan disarankan untuk menghindari area dengan arus kuat dan mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum beraktivitas di laut," katanya.
Selain itu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo juga telah mengeluarkan surat pemberitahuan (Notice to Mariners) kepada para nakhoda yang berlayar di perairan Taman Nasional Komodo (TNK).
Pemberitahuan yang berlaku dari tanggal 22 hingga 29 Oktober 2024 itu mengimbau kapal-kapal agar menghindari perairan sekitar Pulau Kelor dan selatan Pulau Padar.
Perairan ini diperkirakan akan mengalami gelombang tinggi dan angin kencang selama periode tersebut.
Maria Patricia menjelaskan, peringatan dini ini didasarkan pada kondisi arus laut yang cukup kencang.
Meskipun tinggi gelombang masih berada dalam kisaran yang relatif stabil, yakni antara 0,5 hingga 1,25 meter di bagian utara dan bisa mencapai 1,5 meter di perairan selatan, kecepatan arus yang meningkat tetap menjadi perhatian utama.
"Untuk tinggi gelombang tidak terlalu mengalami perubahan yaitu berkisar 0,5-1,25 meter di utara dan dapat mencapai 1,5 meter di perairan selatan," ungkapnya.
Kecepatan arus yang meningkat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah suhu udara yang tinggi di wilayah Taman Nasional Komodo, yang berdampak langsung pada kondisi atmosfer dan laut.
Suhu permukaan laut yang lebih tinggi meningkatkan penguapan, menghasilkan uap air yang lebih banyak di atmosfer, yang pada akhirnya memengaruhi kecepatan arus laut.
Selain itu, Maria Patricia juga menyoroti pengaruh tidak langsung dari Siklon Tropis Trami yang berada di Laut Filipina.
"Hal ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Nusa Tenggara Timur, termasuk di sekitar Taman Nasional Komodo dan saat angin bergerak melintasi permukaan laut, gaya gesek yang dihasilkan mendorong lapisan atas air laut sehingga membentuk arus permukaan yang mengikuti arah angin. Kecepatan angin yang meningkat secara signifikan dapat menyebabkan arus laut yang lebih kuat dan tidak teratur," katanya dikutip dari Antara.
Pihak BMKG mengimbau semua pihak yang berkegiatan di laut.
Baik nelayan, pelaku pariwisata, maupun masyarakat untuk tetap waspada dan selalu memantau informasi terbaru terkait kondisi cuaca dan laut demi keselamatan bersama.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Jawa Barat dan NTT Waspada Hujan Lebat Berpotensi Banjir di Akhir Oktober
Penulis : Kiki Luqman Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV