Gunung Marapi Kembali Erupsi Jumat Malam, Kawasan 3 Km dari Kawah Harus Steril
Sumatra | 24 Agustus 2024, 01:43 WIBTANAH DATAR, KOMPAS.TV - Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat kembali erupsi pada Jumat (23/8/2024) dengan amplitudo (getaran) maksimum 30,3 milimeter (mm).
Kepala Badan Geologi, M Wafid mengatakan, tinggi kolom erupsi tidak teramati oleh petugas pemantau Gunung Marapi di pos sebelah barat laut dari puncak gunung itu.
Namun, Badan Geologi masih tetap mengimbau masyarakat sekitar untuk tidak memasuki dan/atau melakukan kegiatan di wilayah radius 3 kilometer dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) gunung api itu.
"Erupsi berdurasi 49 detik itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30,3 mm pada pukul 22.27 WIB," kata Wafid dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Antara, Jumat (23/8/2024).
Baca Juga: Ratusan Pelajar Anggota Sispala Lakukan Operasi Bersih Sampah di Gunung Gede Jabar
Selain itu, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, bantaran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Marapi.
Termasuk diminta selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar hujan, terutama saat musim hujan.
Badan Geologi juga mengimbau masyarakat agar menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain yang dapat melindungi mata dan kulit.
Hal ini untuk menghindari gangguan pernapasan serta kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik.
"Jika terjadi hujan abu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," ujarnya.
Sebelumnya, Gunung Marapi juga erupsi pada Rabu (21/8).
Ahli geologi dan vulkanologi Ade Edward menduga, letusan itu dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan yang menghujani dapur magma gunung api tersebut.
Baca Juga: Otoritas Kegunungapian Larang Pendakian Gunung Dukono, Ini Penyebabnya
Ade mengatakan, letusan gunung api 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu merupakan tipe freatik.
Artinya, adanya aktivitas air yang jenuh di kawasan kawah gunung, kemudian bertemu langsung dengan dapur magma, sehingga memicu letusan.
Apalagi, selama beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur di sekitar kawasan gunung api tersebut.
Air yang terakumulasi di dapur magma kemudian melepaskan tekanan ke permukaan.
"Jadi, ini terkait dengan kandungan air di puncak gunung api itu," kata Ade di Padang, seperti dikutip dari Antara pada Rabu (21/8).
Ia menegaskan, meskipun status Gunung Marapi sudah diturunkan dari level siaga menjadi waspada per 1 Juli 2024 oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), bukan berarti tidak ada lagi ancaman letusan.
Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya
Sumber : Antara