2 Warga Banjarmasin Tewas usai Mabuk Kecubung Dioplos Alkohol dan Obat-obatan
Kalimantan | 10 Juli 2024, 07:54 WIBBANJARMASIN, KOMPAS.TV – Sebanyak dua warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) tewas setelah mengonsumsi kecubung yang dioplos dengan alkohol dan obat-obatan.
Kedua korban yang berjenis pria dan wanita tersebut sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum selama beberapa hari namun nyawanya tak tertolong.
Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy, melalui keterangannya yang diterima, Selasa (9/7/2024) malam menjelaskan, keduanya meninggal dalam waktu berbeda.
“Pasien laki-laki meninggal dunia pada Jumat tanggal 5 Juli 2024 dan yang wanita Selasa pagi tanggal 9 Juli 2024,” jelasnya, dikutip Kompas.com.
Baca Juga: Kejutan Ulang Tahun Merenggut Nyawa, Pelajar di Klaten Tewas Pasca Dilempar ke Kolam Taman Sekolah
Pihak kepolisian yang mendapatkan informasi adanya korban tewas setelah mengonsumsi kecubung, langsung turun melakukan penyelidikan.
Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Kalsel, Kombes Adam Erwindi, pihaknya telah mengidentifikasi beberapa video viral tentang sejumlah orang yang mabuk kecubung.
"Kami sudah mengidentifikasi ada korban yang mabuk. Untuk itu kami akan terus memantau dan menindak tegas setiap pelanggaran yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat-obatan dan bahan berbahaya," bebernya.
Pihaknya pun Tengah menelusuri asal-usul kecubung yang dikonsumsi oleh para korban.
Terlebih pihaknya menerima informasi bahwa kecubung yang dikonsumsi dioplos dengan Zenit dan alkohol untuk mendapatkan sensasi melayang.
"Efek apa yang terjadi dari kandungan bahan daun dan buah kecubung tersebut, baik itu dapat membuat efek mabuk ataupun halusinasi, kita masih menunggu keterangan dari laboratorium forensik,” ujar Adam.
Baca Juga: Kasus Wartawan Tewas di Karo, LBH Medan Nilai Bukan Kebakaran, tapi Dugaan Pembunuhan Berencana
Ia pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran kecubung yang dioplos dengan obat-obatan dan alkohol.
"Kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan," tuturnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas.com