> >

Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Jadi Siaga, Masyarakat Diimbau Waspada

Bali nusa tenggara | 10 Juni 2024, 10:01 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT mengalami erupsi pada Rabu (27/12/2023) pukul 07.00 WITA. (Sumber: ANTARA/HO-PVMBG)

FLORES, KOMPAS.TV - Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), diimbau waspada karena ada peningkatan aktivitas vulkanik di gunung tersebut.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menaikkan status aktivitas gunung tersebut dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga, terhitung hari ini, Senin (10/6/2024) pukul 09.00 WITA.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Hendra Gunawan, menyampaikan kenaikan status ini didasarkan pada hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki secara signifikan.

Dalam rentang waktu 26 Mei 2024 hingga 9 Juni 2024, terjadi erupsi hampir setiap hari dengan tinggi kolom erupsi rata-rata mencapai 100-900 meter dari puncak.

Bahkan, pada 9 Juni 2024, terjadi erupsi strombolian yang disertai sinar api yang memancar saat erupsi.

Baca Juga: Gunung Ile Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Hujan Abu Vulkanik Guyur Permukiman Warga

"Dari data kegempaan terlihat adanya kenaikan gempa-gempa vulkanik yang sangat signifikan," kata Hendra, merujuk pada peningkatan jumlah gempa erupsi, gempa vulkanik, dan gempa guguran yang terekam selama periode tersebut dikutip dari Antara.

Sehubungan dengan kenaikan status menjadi Siaga, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi, serta sektoral 4 kilometer pada arah Utara-Timur laut dan 5 kilometer pada sektor Timur Laut.

"Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari pusat erupsi, serta sektoral 4 km pada arah Utara-Timur laut dan 5 km pada sektor Timur Laut," ujarnya.

Masyarakat yang terdampak hujan abu juga diimbau memakai masker atau penutup hidung-mulut guna menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Penulis : Danang Suryo Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU