> >

Mobil Rusak dan Warung Diterjang Banjir Bandang di Agam, Warga Sebut yang Tersisa Pakaian di Badan

Sumatra | 14 Mei 2024, 09:57 WIB
Warga melihat sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024). (Sumber: Kompas.tv/Ant via BBC Indonesia)

AGAM, KOMPAS.TV - Warga Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat, Martis, menceritakan dampak banjir lahar dingin Gunung Marapi pada Sabtu (11/5/2024) yang membuatnya kehilangan mobil dan warungnya.

Martis mengaku warung dan isinya hanyut terbawa banjir. Bahkan puing-puing dan sisa isi warung tak lagi terlihat. Bahkan, mobilnya juga rusak karena terkena batu besar dari banjir lahar dingin.

Rumahnya sendiri masih berdiri, tetapi kaca-kacanya pecah dan bagian dalam rumah dipenuhi lumpur. Stok makanannya pun sudah hampir habis. Kini yang tersisa hanya pakaian di badan.

Baca Juga: Waspada! BMKG Sebut Potensi Banjir Lahar Dingin Susulan di Sumbar Lebih Besar dari Sebelumnya

Martis sempat mengelilingi rumahnya dan rumah tetangga untuk memastikan puing-puing warung semi permanen yang terbawa banjir.

“Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi,” kata Martis, Senin (13/5/2024).

Ia menjelaskan bahwa volume air sungai menurun usai hulu sungai yang biasa mengalir di Nagari Koto Tuo dialihkan. Warga diinformasikan bahwa air dialihkan ke Pakan Sanayan.

Akibat pengalihan tersebut, material kayu, batu, dan sampah dari Gunung Singgalang tidak lagi mengalir lagi. Ketika material tersebut terlalu banyak dan debit air semakin tinggi di hulu, banjir pun terjadi.

“Ini bukan kiriman dari lahar dingin, tapi galodo. Bisa jadi dari Talago Dewi Gunung Singgalang,” ucap Martis.

Lebih lanjut, ia menceritakan banjir yang tiba-tiba datang pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 22.15 WIB. Ia mendengar suara bebatuan di sekitar sungai di Koto Tuo.

“Airnya sangat besar sehingga meluas kemana-mana,” ujarnya.

Baca Juga: 3 Wilayah di Sumbar Diterjang Banjir Lahar Dingin Marapi, Ribuan Warga Mengungsi Kekurangan ini

Martin bilang, ada banjir membawa bebatuan yang besarnya hampir setara dengan mobil dan motor. Batu-batu itu menerobos dinding-dinding rumah warga.

Per Selasa (14/5/2024), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa jumlah korban jiwa banjir lahar di lima kabupaten di Sumatera Barat bertambah enam orang dan totalnya menjadi 50 korban.

Sebanyak 27 orang dilaporkan hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 orang mengungsi.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com, Antara


TERBARU