> >

Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Buruk, Masyarakat Kelompok Rentan Diimbau Waspada

Jabodetabek | 13 Mei 2024, 07:46 WIB
Ilustrasi polusi udara yang menyelimuti perkotaan (Sumber: rawpixel.com on Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kualitas udara di Jakarta kembali mengalami penurunan. Data terbaru dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada Senin (13/5/2024) pukul 6.35 WIB menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di Ibu Kota mencapai angka 105, dengan konsentrasi partikel halus (PM2,5) sebesar 37 mikrogram per meter kubik.

Angka tersebut menempatkan Jakarta pada peringkat kesepuluh kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Konsentrasi PM2,5 yang tinggi juga menyebabkan udara di Jakarta menjadi 7,4 kali lebih buruk dibandingkan nilai panduan kualitas udara tahunan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Beberapa wilayah di Jakarta seperti Cilandak Barat, Jeruk Purut, dan Kalideres bahkan memiliki kualitas udara dalam kategori tidak sehat.

Kondisi ini membahayakan bagi kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.

Baca Juga: 393 Jemaah Calon Haji Kloter 1 Embarkasi Jakarta Tiba di Madinah

Oleh karena itu, pihak berwenang mengimbau masyarakat, khususnya kelompok rentan, untuk membatasi aktivitas di luar ruangan selama kondisi polusi udara masih tinggi.

Jika terpaksa harus beraktivitas di luar, mereka dianjurkan untuk mengenakan masker pelindung dan menutup jendela rumah untuk menghindari masuknya udara kotor.

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menyalakan penyaring udara di dalam ruangan agar kualitas udara yang dihirup tetap terjaga. Langkah-langkah sederhana ini dapat membantu meminimalkan dampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan.

Sementara itu, data dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kualitas udara di Jakarta untuk polusi PM2,5 berada pada kategori sedang dengan indeks berkisar antara 75-91.

Meskipun dikategorikan sedang, tingkat polusi ini masih dapat berdampak negatif bagi tumbuhan yang sensitif.

Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU