Update Gempa Garut M 6,2: 4 Orang Luka, Sejumlah Rumah dan 1 Rumah Sakit Rusak
Jawa barat | 28 April 2024, 08:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyebut empat orang terluka akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitudo (M) yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024) malam.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat menyebut empat orang terluka tersebut dua diantaranya berasal dari Kecamatan Pameungpeuk.
Sementara satu orang lainnya dari Kecamatan Cisompet dan satu lainnya merupakan seorang santri di Pondok Pesantren Al Furqon yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya.
"Korban satu orang luka di Cisompet karena terjatuh akibat panik dan sudah kembali ke rumah," kata Hadi, dalam keterangannya, Minggu (28/4).
Sementara itu, berdasarkan data hingga Minggu (28/4) dini hari tadi pukul 03.45 WIB, Hadi menyebut sejumlah bangunan dan Rumah Sakit Umum Pameungpeuk rusak akibat gempa getarannya juga dirasakan hingga Jakarta, Yogyakarta dan Malang itu.
"Puluhan rumah milik warga banyak terdampak data sedang kami susun, satu unit faskes RSU Pameungpeuk, kanopi ambruk di Mako Polres Garut," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Ia pun menegaskan data masih bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, gempa mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat kekuatan 6,5 Magnitudo (M), Sabtu (27/4) sekitar pukul 23.29 WIB.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Garut, Jawa Barat, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa berkekuatan M 6,5 tersebut telah dimutakhirkan menjadi M 6,2.
Pemicu Gempa Garut
Adapun episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39 derajat lintang selatan dan 107,11 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada kedalaman 70 kilometer (Km).
Kepala BMKG Dwikorita menyebut gempa tersebut dipicu oleh tumbukan batuan dalam lempeng Indo-Australia.
"Gempa diakibatkan tumbukan lempeng Samudra Indo-Australia yang menumbuk masuk ke bawah Lempeng Eurasia," kata Dwikorita, Minggu.
Gempa ini, lanjut ia, populer disebut sebagai Intraslab Earthquake.
Sementara itu, berdasarkan hasil analisis BMKG, ia berujar mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).
"Gempa tersebut berdasarkan analisis BMKG, dari data-data yang masuk, terutama posisi pusat gempa, maka mekanisme gempa yang terjadi merupakan pergerakan naik," ujar mantan Rektor UGM tersebut.
Baca Juga: Gempa M 6,5 Guncang Garut, BMKG Ungkap Penyebabnya
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Kompas.com