> >

Saat Pelajar-Pelajar SD di Jateng Jalani Literasi Digital Bahayanya Cyberbullying

Jawa tengah dan diy | 28 April 2024, 05:32 WIB
ilustrasi cyberbullying (Sumber: yankes.kemkes.go.id)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Usia-usia pelajar yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dinilai rentan terkena cyberbullying. Maka dari itu pemahaman melalui literasi digital pun sangat dibutuhkan.

Hal inilah yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan menggelar kegiatan literasi digital nonton bareng yang diikuti 20.170 siswa-siswi SD dari 17 kecamatan di Jawa Tengah (Jateng), baru-baru ini (25/4/2024).

Dr. Anton Susanto, SE.MT.I, Kepala BPSDMP Kominfo wilayah Jateng, Jogja, Bali Kementerian Kominfo RI menjelaskan cyberbullying merupakan tindakan yang perlu diantisipasi dari berkembangnya teknologi digital dan media sosial. 

Baca Juga: Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP Atas Tuduhan Dugaan Pelecehan Seksual ke Anggota PPLN

Menurut dia, program literasi digital terhadap anak-anak sekolah menjadi bagian penting untuk menciptakan digital mindset yang baik sejak dini. Hal ini mengingat kasus perundungan di sekolah cukup tinggi.

"Ruang publik digital harus dimanfaatkan secara bijak dengan tidak melakukan tindakan perundungan di media sosial yang tentunya berkonsekuensi hukum sesuai UU ITE. Hal ini penting karena media sosial sudah menjadi wahana baru tumbuh kembang anak yang harus dijaga atmosfirnya," papar Anton, dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.tv, Sabtu (27/4).

Pemateri dalam kegiatan literasi digital tersebut, Dr. Supriyatno, MPd menjelaskan bahwa edukasi terhadap siswa SD kelas V dan VI perlu agar mengerti perkembangan teknologi daring yang bisa membawa beberapa risiko diantaranya adalah kekerasan di dunia daring seperti misalnya cyberbullying, online sexual harassment serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi anak.

"Saat ini totalitas interaksi manusia, tidak pernah lepas dari namanya digital, terutama android. Peluang digital dapat memudahkan kita dalam berinteraksi dalam berbagai hal, termasuk dalam berbagai perkembangan pendidikan mutakhir itu juga tidak bisa lepas dari perkembangan digital. Hal ini dapat berdampak pada tumbuh-kembang anak tidak hanya di saat ini, tetapi juga di masa depan," papar dia yang juga Ketua Paguyuban Korwil SD se Kabupaten Cilacap itu.

Sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) di salah satu sekolah di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah tengah melakukan nonton bersama kegiatan literasi digital bertajuk Stop Cyberbulling. (Sumber: Dok, BPSDMP Kominfo wilayah Jateng, Jogja, Bali Kementerian Kominfo RI)

Berdasarkan laporan Survei Internet Indonesia yang disusun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) per 2021-2022, ungkapnya, tingkat penetrasi internet pada anak usia 5-12 tahun mencapai 62,43 persen, sedangkan pada anak usia 13-18 penetrasi internetnya sebesar 99,16 persen. Sebanyak 90,61 persen anak usia 13-18 tahun tersebut mengakses internet melalui gawai.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Eks Ketua DPD PSI Jakarta Barat, Polisi Segera Panggil Terlapor

"Didalam kurikulum merdeka, juga terkait dengan sumber belajar, dimana para siswa harus menggunakan akses digital sebagai sarana pembelajaran. Pelaksanakan kegiatan literasi digital ini dapat memberikan edukasi yang sangat strategis untuk siswa, dan mereka bisa memahami cara berkomunikasi melalui media digital, serta memahami, digital culture dan digital safety," papar Supriyatno.

"Adanya program ini semoga mampu melahirkan anak-anak yang punya kompentensi di Literasi Digital, sehingga mereka tidak akan pernah gagap dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin cepat di kehidupan sosial kedepannya," tandas dia.

 

Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU